Saturday 20 August 2011

Dunia Seluas Cakrawala Pikiranmu

Terkadang manusia menggangap bahwa dunia ini terlalu sempit. Mungkin bisa dibilang demikian ketika bahwasanya anda bertemu dengan rutinitas dan berkecamuk pada dunia yang monton. Dunia perkuliahan yang membosankan, rutinitas yang sempit, pertemanan yang sempit, serta merta alternatif dunia yang akan dilangkahkan menuju angan dan pikiran melangkah.

Dan saat ini, gw merasakan sebuah dunia yang sempit, takut akan kehilangan, serta merasa paranoid akan kesepian yang kian lama terasa dingin dan mencekam relung hati. Awal dari sebuah tengah kehidupan seakan mencekam dan membuat gw merasa siap mati dengan rutinitas ini semua. Gw merasakan bahwa mungkin saya akan kehilangan arah ketika melepaskan diri dari sebuah pertemanan yang selama ini dibina dan dilangkahkan bersama. Entahlah antara gw sendiri takut atau sudah terbiasa dengan jalur nyaman yang biasa telah gw jalankan ketika menjalankan semua kebiasaan selama hati dalam ini. I'm week and sucks ketika lepas dari mereka. Bisakah gw melangkahkan kaki kedalam dunia yang baru ini?

Semua pikiran risau tak bertuan ini sebenarnya adalah kesalahan ketika gw melepaskan pakem hidup yang sudah biasa gw lakukan seumur hidup gw. Selalu dan selalu mendapatkan dunia baru dalam rentang interval tahun. Salah satu efek buruk yang luput dari pertimbanan ketika memulai ini adalah memilih UNS sebagai gerbang kehidupan gw ini. Luput dalam perhitungan kemudian dikalkulasikan dengan efek-efek minus lainnya membuat gw merasa dalam dunia yang stagnan, sempit, monoton, dan sangat membosankan bagi gw pribadi. Entah ini akan berlangsung dalam berapa lama namun gw berharap ini segeralah berakhir sehingga gw bisa memperluas dunia gw dan memperluas cakrawala pikiran yang bersemayam dalam otak kosong yang tak terisi ini

Monday 15 August 2011

Dear Nancy - Ordinary Friends

Friends just come and go
What they thought we'll never know
I just wanna be, they were here sit next to me

But I know 
They we're gone
Away from here
And disappear

Friends just come around
Like a ceiling on the ground
I just wait and see, hope they want to come with me

But I know
I was wrong
Sing this song
But they're gone

I don't know where I'm going to go
Should I sit back and let it flow

Hope everything just like the past
We're sharing, smiling till the rest

*untuk mereka yang melupakan teman dan bentuk ketidakpercayaan saya terhadap persahabatan

Thursday 4 August 2011

Saya Suka Ekspresi #4

Agnar Juan Janitra

Saya Suka Ekspresi #3

Yovita Rimbawati

Saya Suka Ekspresi #2

Dwiy Yuni Astuti

Tuhan Tahu Akan Segalanya: The Gift From Pure Saturday

Sebuah eksperimen terhadap sebuah daya ingat, ketidak ingin repotan membalas pesan, serta mengabadikan 15 tahun. Sebuah tujuan saya menghilangkan tanggal lahir dari semua jejaring sosial dan dunia maya. Mencoba daya ingat seseorang, sudahkah saya terlupakan, masihkah ada yang ingat siapa saya, dan masih pedulikah mereka dengan saya? sebuah tujuan dalam eksperimental dalam menghilangkan tanggal lahir. Tidak ingin repot dalam membalas berbagai pesan yang orang-orang akan ucapkan di dunia maya? well, kalian pasti merasakan bagaimana bila kalian bajir pesan dengan ucapan selamat ulang tahun. Ketika tidak membalas hati terasa sanggup membiarkan komunikasi 1 arah terjadi tanpa membalas, ketika membalas segan hati untuk membalas ratusan pesan yang masuk. Dan mengabadikan 15 tahun? Saya berharap saya akan selalu berada di 15 tahun. Ketika semangat masih menjadi sumbu yang sangat panas untuk menggerakan semua, badan yang selalu siap untuk berkelana, serta dunia yang masih simple membuat dunia terasa indah meskipun tak seutuhnya indah. Kelak itu memang terjawab semua serta sebuah rahasia pun terbuka. Sebuah hal yang tak terkira, kado terindah di umur 20 tahun dari atas sekian tahun tak pernah mendapat kado.
Berawal ketika moment Java Rockingland 2011 kemarin ini, dimulailah sebuah cerita dimana saya mulai bercengkrama dengan Pure Saturday. Sudah sepekan lewat untuk pertama dalam hidup bisa menyaksikan salah satu band legendaris Indonesia. Entahlah masih terngiang sampai detik ini, ketika tulisan ini di buat, dentuman lagu "Di Bangkutaman" dibawakan oleh mereka. Ternyata tuhan masih mempunyai sebuah kejutan lagi untuk saya.

Tanggal 29 Juli 2011 berawal dari sebuah keisengan untuk bermain tebak lagu di Twitter, sudah menjadi sebuah hobi saya untuk menebak penggalan lirik yang siap untuk ditebak judul lagunya. Antara becanda, seru-seruan, dan penasaran dimulailah untuk menebak penggalan lirik yang Pure Saturday adakan. Sampai pada lagu bait lirik terakhir "no sleep at all, carry me home, won't you take me here" yang merupakan penggalan dari lirik Insomniac (Echobelly). Sedikit terkejut karena ternyata pada tebakan lagu ini berhadiah kaos merch. Pure Saturday and I'm the lucky person that day. Senang, terharu, girang, dan pastinya terkejut bisa mendapatkan hal itu.

3 Agustus 2011, seperti biasa baru bangun pukul 12.00 ketika Adzan Zuhur berkumandang. Sedikit tidak bisa tidur malam harinya dengan cuaca yang cukup aneh dikamar. Tergeletak sebuah bungkusan coklat di meja komputer dan ternyata kaos hadiah itu benar sampai di ke Solo.
Mungkin nilai material yang berada di kaos ini tidaklah seberapa bagi banyakorang namun bagi saya pribadi ini adalah pemberian yang luar biasa. Sebuah kado untuk umur 20 tahun, setelah sekian lama tak ada yang memberi kado jelaslah nilai yang sangat berharga. Tuhan membukakan sebuah rahasia untuk saya dan masih memberikan rezeki bagi saya. Secara kasar memang ini adalah buah tangan dari kawan-kawan Pure Saturday, namun semua ini tak akan terjadi bagi kuasa ALLAH SWT. Tak banyak memang yang mengingat kapan hari ulang tahun saya namun ALLAH SWT. selalu mengingat tiap detail umatnya dan IA memberikan ini kepada saya.
TUHAN TIDAK PERNAH LUPA, TUHAN TIDAK PERNAH TERTIDUR, DAN TUHAN TAHU AKAN SEGALANYA

Monday 1 August 2011

Musik Aset Kebudayaan yang Dihiraukan

Alone At Last
Di tengah caruh marutnya segala aspek kehidupan di Indonesia, akan ada selalu sisi-sisi tersembunyi yang terpendam dan siap untuk digali. Banyak hal yang selama ini eksis dan tampak namun tak terasa dalam sendi-sendi kehidupan akibat terkikis oleh keparatnya hidup ini. Sebut saja salah satu aset di negara ini yang terkikis dan kian tenggelam adalah kebudayaan. Ketika kita membahas kebudayaan maka akan sangat luas, dan luasnya cakupan ini mungkin akan lebih banyak terkikisnya ketimbang yang kuat muncul dipermukaan masyarakat. Sesuai minat dan apa sajalah hal yang membuat saya tertarik ini, I'm gonna talk about music. Yess... Music is one of our culture.

Selama ini pemerintah berbicara mengenai kebudayaan yakni segala sebangsa adat istiadat, norma-norma, gerak tari klasik, arsitektur lawas, dan segala sesuatunya yang mengandung nilai bersejarah. Hal-hal tersebut yang kerap dibahas oleh pemerintah seputar kebudayaan membuat sebuah citra dibenak masyarakat bahwa kebudayaan itu adalah hal-hal klasik dan historical. Tak pelak masyarakat tidaklah sadar bahwasanya budaya bukan hanya kepemilikan para orang-orang pendahulu kita saja sehingga lupa bahwa sekarang pun semua orang bisa menciptakan kebudayaan.

Membahas musik, pemerintah nampaknya sebelah mata menghadapi ini. Antara menyadari atau tidak bahwa musik itu hadir dan memiliki masa tersendiri. Bagaimana musik bisa tampak manis dan menjilat pemerintah ketika berisikan sanjungan-sanjungan setinggi langit kepada mereka yang dipertuankan, dan bagaimana musik bisa menjelma menjari sebuah racun yang siap menggerogoti tampak kekuasaan. Mungkin ini sedikit banyak alasan kepada pemerintah agak malas menanggapi masalah musik. Pemerintah mungkin akan menganggap ini sebuah judi ketika memelihara industri musik sebagai salah satu sektor perekonomian, terlebih memelihara sebagai kebudayaan.

Menilik Korea Selatan yang sedang gencarnya mempromosikan musik mereka sebagai salah satu kebudayaan mereka. Efek yang dihasilkan bagai membuat gunung emas yang menggiurkan setiap orang yang menyaksikan. Korea Selatan yang terkenal akan industinya sekarang mulai dikenal sebagai salah satu kiblat bermusik dunia. Racun K-pop (dibaca Korean Pop) menyihir dunia dalam bermusik terutama musik-musik pop yang lucu, lincah, dan menggemaskan ditambah koreography panggung nan ciamik. Berawal sedari menjual musik K-pop sehingga dunia mulai melirik lebih kedalam ada apa saja yang dipunyai oleh Korea Selatan. Meningkatkan pariwisata mereka selaras memperkenalkan kebudayaan mereka yang diagungkan.

Bagaimana dengan Indonesia? Sudahkah pemerintah mengklaim musik mereka sebagai sebuah aset kebudayaan yang mereka punya? Lekaslah sadar bahwa musik pun bagian musik yang membanggakan Indonesia dan disinilah salah satu kebanggan yang Indonesia miliki.