Saturday 25 February 2012

God Save The Pop #6: Jalan Darat Tour 2012 (Solo)

Sebuah tour swadana dengan jadwal padat dan rombongan yang militan tampaknya berhasil mengguncang Solo. Digagas oleh tiga band yang sedang panas diperbincangkan di tahun 2011, yakni Morfem, The Experience Brothers, dan Jude lantas di kemas oleh East Conspiracy sebagai EO dari Jalan Darat Tour 2012. Sesuai dengan namanya Jalan Darat Tour 2012, ketiga band militan ini menggunakan bus untuk menyambangi Kota Solo, Semarang, Malang, dan melangkah ke Bali sebagai tujuan akhir dari tour konspirasi mereka. Hari ini, 24 Februari 2012, Solo menjadi tujuan pertama yang disinggahi.
The Think Organizer didaulat oleh East Conspiracy sebagai penyelenggara di Kota Bengawan ini. Bagi The Think sendiri, masalah pengadaan konser atau pun gigs sudah menjadi santapan sehari-hari dan mereka tampaknya paham betul bagaimana cara untuk hura-hura. Menyambut Jalan Darat Tour 2012, The Think mempersiapkan sebuah acara yang sudah sangat familiar ditelinga anak indies Solo "God Save The Pop". Saat ini God Save The Pop sudah mencapai acara yang ke-6 dan tampaknya akan menyusul untuk seri selanjutnya. Kalo biasanya God Save The Pop bertempat di Taman Budaya Suarakarta, untuk kali ini mengambil venue di Cafe Bola Beteng. Ada kelebihan dan kekurangan dari venue yang kali ini. Kelebihannya adalah tempatnya nyaman dan tak jauh dari pusat kota, namun sisi lainnya adalah tempat yang full AC dengan para pengunjung berkepulan asap nikotin bukanlah kombinasi yang pas di udara, lantas posisi panggung yang sedikit aneh membuat pemain drum tak tampak terhalang oleh TV super besar. Sangat disayangkan tak mendapatkan pemadangan secara menyeluruh namun sudahlah Jalan Darat Tour yang dilabel God Save The Pop adalah acara untuk bersenang-senang, dan terima kasih The Think yang sudah menyelenggarakan acara kali ini.

Untuk membuka senang-senang kali ini, sebuah band asal Kota Yogyakarta, Modern Age, siap untuk dimainkan. Sebuah band Garage Rock yang digawangi oleh Arie (Vocal), Raka (Guitar), Rizky (Bass), dan Henrie (Drum) mulai meraung pada pukul 19.30 WIB. Saya tidak tahu bagaimana persisnya band ini namun dari luar terdengar mereka sempat mengcover The Strokes di awal penampilan mereka. Kurang Lebih Modern Age menyelamatkan musik pop selama 15 menit.

Usai Modern Age, parade band asal Yogyakarta lainnya belum usai. Kini Giliran Suddenly Sunday yang menyelamatkan musik pop. Mungkin bisa dibilang Suddenly Sunday adalah grup super woman karena terdiri atas 3 orang wanita super dan 2 orang lelaki, yakni Dini Yunitasari ( Voc), Adi Wijaya (Guitar), Helmy Febrian (Guitar), Woro Agustin (Bass), Dewi Sarmudyahsari (Drum). Sempat terceletuk oleh Aji, MC God Save The Pop, bahwa Suddenly Sunday adalah Yeah Yeah Yeahs dari kota gudek. Seketika tensi semangat saya meningkat mendengar kata Yeah Yeah Yeahs dan biduan dari Suddenly Sunday sangat aduhai. Saatnya Suddenly Sunday bersenandung dan mendapatkan respon yang cukup apik dari para pengunjung malam ini. Hanya saja ekspresi saya yang terlalu tinggi dimana mereka akan mengcover lagu Yeah Yeah Yeahs tak terlaksana pada malam ini. Akan tetapi overall band ini telah menyelamatkan musik pop sekali lagi.

Usai Yogyakarta yang sukses memberikan kontribusinya kepada musik, kini giliran band asal Salatiga, The Budjang, yang mengambil alih kendali panggung. Sepintas melihat The Budjang, saya teringat dengan band rock and roll asal Solo, Sweet Killer, dalam keadaan beberapa tahun silam. Seterlintas dibenak bahwa panggung akan meraung dan penuh dengan energi yang besar melihat dandanan mereka. Akan tetapi semua musnah dan hilang ketika The Budjang beraksi. Permainan yang tak padu, suara vokal yang lemas, sound yang berantakan, serta stage act di atas panggung yang sangat menyedihkan. Tampaknya para Budjangan ini harus kembali lagi masuk kedalam studio untuk kembali berlatih. Sangat menyayangkan ketika didaulat untuk menunjukan bagaimana scene bermusik dari Salatiga namun yang dipersembahkan tak seperti yang harapkan.

Kini saatnya tuan rumah mengambil alih acara yang diwakili oleh The Leon's Labyrinth. Tak perlu banyak kata untuk memperkenalkan The Leon's Labyrinth yang notabennya kini kian rajin menjamah panggung-panggung di Kota Solo. Seperti biasa dengan tenang namun pasti, The Leon's Labyrinth kembali menyihir God Save The Pop dengan pesonanya. Mungkin dari 4 band pembuka God Save The Pop kali ini, The Leon's Labyrinth merupakan penampilan yang terbaik. Baik secara sound, stage act, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan penonton. Bagi yang belum paham siapakah The Leon's Labyrinth, mereka adalah sindikat jahat Pop/Rock asal Solo yang bermuatan Yanu N Wibisono (Vocal), Mega Rio Pandu (Drums), Sifak Ulkarim (Bass), dan Arya P Sularto (Guitar). Influence dari The Leon's Labyrinth berasal dari Snow Patrol, U2, The Police, Sting, Queen, Cold War Kids, Kasabian, Goo Goo Dolls sehingga akan akan tahu betapa jahatnya musik mereka di telinga.
Jude
Ramah tamah para band pembuka kini telah usai dan saatnya untuk menuju pada prosesi sakral dari acara God Save The Pop yakni Jalan Darat Tour 2012. Prosesi kali ini dimulai dengan menghadirkan Jude untuk membuka Jalan Darat Tour 2012. Jude adalah line up Jalan Darat Tour yang bernuansa paling Vintage dengan bernuansa Pop/Rock ala 60′s dan 70′s. Jude beranggotakan Lukman SW (Drums), Yehezkiel Tambun (Vokal, Gitar), Kaneko Pardede (Keyboards, Vokal), dan Johannes Hutagaol (Bass, Backing Vokal). Mereka telah merilis album perdana pada tanggal 11 Januari 2011 berjudul "Apapun Itu EP" dan  SOLD OUT. Berdandan dengan ala 60's-70's dan tampaknya mereka sangat terasuki dengan sound-sound khas pada masa itu. Jude menggeber panggung sekitar pukul 9 malam dan langsung memainkan 2 lagu yang mereka medley. Hampir semua lagu di Apapun Itu EP mereka bawakan dan riuh tepuk tangan mengiringi Jude selama pertunjukan mereka. Saat ini Semua Sama menjadi lagu penutup Jude malam itu yang merupakan lagu yang hanya ada di album Apapun Itu EP (repacked) yang dicetak khusus untuk Jalan Darat Tour 2012. Secara overall penampilan Jude sangat menyenangkan namun entah kenapa ending pada lagu terakhir terasa gantung dan anti klimaks.
The Experience Brothers
Jalan Darat Tour masih berlangsung dan saatnya The Experience Brothers menunjukan tajinya sebagai duo Modern Psychedelic Rock Blues yang paling berbahaya dari Timur Jakarta. Meski hanya beranggotakan dua orang kakak beradik Bram Saladdin dan Daud Sarassin, bukan menjadi penghalang bagi The Experience Brothers untuk memborbadir God Save The Pop malam itu dengan rentetan drum dari Daud, dan slide-slide gitar Bram. Terbukti dengan deru musik Psychedelic Blues yang mereka sembahkan, para penonton yang sedari anteng di belakang perlahan mulai maju kedepan dan bernyanyi bersama. Gimmick yang cukup ekspresif serta celotehan Bram tampaknya cukup membakar gairah pengunjung. Beberapa lagu The Experience Brothers semacam Stompbox, She’s alright, Young men, Kiss My Ass, dan Killer Eye Contact disapu habis oleh para penonton untuk dinyanyikan bersama. Mengesankan sekaligus Bringas menjadi komentar terhadap kakak beradik The Experience Brothers.
Morfem
Morfem
Morfem
Jam di tangan sudah menujukan pukul 23.00 WIB dan ini adalah saatnya Jalan Darat Tour 2012 mencapai titik puncak acara. Morfem tak butuh waktu lama dan perbincangan basa-basi untuk memulai tugas mereka. Pandu (gitar), Bram (bass), dan Freddie (drum) langsung menghajar crowd malam itu secara membabi buta dengan kecepatan tinggi. Suara desingan gitar Pandu yang khas tampaknya semacam menjadi tanda sirene bagi penonton untuk maju merapat menyentuh panggung. Sudah rapat dan kepulan asap kian pekik, saatnya Jimi (vox) masuk sebagai orang yang paling ditunggu. Langsung malam itu digeber dengan Who Stole My Bike dan Death Kitchen sebagai salam pembuka malam itu. Seperti biasa ceracau dari Jimi yang spontan dan bertata cukup apik sedikit menghadirkan gelak tawa disela-selalu lagunya. Akan tetapi gelak tawanya tersebut cukup terhapus ketika Morfem secara ajaib membawakan Paranoid dari Black Sabbath dan disambung oleh koor dari barisan belakang yang tak lain dan bukan merupakan barisan para metalhead di Kota Solo. Hampir semua lagu dari Morfem di libas habis untuk dijadikan koor masal dan puncaknya adalah Gadis Suku Pedalaman. Eargasme adalah komentar untuk penampilan band liar dari Jakarta.

Sebagai salam penutup untuk Jalan Darat Tour 2012 Kota Solo, seluruh pengisi acara God Save The Pop naik keatas panggung untuk menyanyikan sebuah lagu lawas dari band Rock and Roll kenamaan asal Surabaya, Dara Puspita. Semua pecah dan semua menyaksikan betapa ramainya panggung di akhir acara, bahkan saya sempat bersama Aji Down For Life menyanyikan A Go Go dari bawah panggung.

Puas dan penuh dengan kesenangan. Seperti biasa The Think selalu tahu bagaimana caranya untuk bersenang-senang. Line up yang mumpuni serta lagu-lagu yang liar sekali lagi berhasil menyelamatkan musik pop di Kota Solo. Meskipun terdapat sedikit kekurangan namun sekali lagi tak ada acara yang sempurna. Namun ada sebuah kekecawaan yang sedikit tertinggal disana, dimanakah para penonton God Save The Pop yang biasanya selalu berjubel dan ramai sesak? Apakah para penonton ini kini pindah ke dunia maya dan puas dengan #Nowplaying? Semoga di acara selanjutnya akan kembali ramai dan lebih chaos.
With Jude
Morfem on my Hall of Fame
Some Merchendise
With Morfem
 Tulisan ini juga dimuat oleh Maximosh & Dean Street Billy's