Hampir 20 tahun gw mengembara dijejak langkah kerasnya dunia. Berbagai keadaan asam manisnya hidup telah terlewati meskipun tak seluruhnya dapat terselesaikan dengan baik dan menyenangkan. 20 tahun kurang 29 hari adalah sebuah rentang waktu yang mulai mematang untuk sebuah kehidupan. Bersiap menjalani dunia yang lebih keras, lebih berwarna, lebih berliku atau bahkan kian terjal siap menghadang. Hampir disetiap langkah dalam menghadapai itu semua, selalu melingkar dalam diri gw sebuah doa yang senantiasa mengiri kemana diri ini akan melangkah. Doa yang sudah tercipta semanjak gw hadir didunia ini dan diciptakan oleh ke dua orang tua gw. Sebuah doa yang menjadi identitas dan doa adalah nama.
Di era masa kini mungkin tak banyak lagi mereka yang bangga dengan nama asli mereka. Entah untuk merahasiakan jati diri, sebuah tuntutan kamuflase, atau mungkin karena mereka malu untuk memperkenalkan nama mereka. Ada apakah dengan nama mereka? Apakah sebuah nama yang disematkan oleh kedua orang tua terlalu hina untuk diberitahukan? Mencoba mengganti dengan sebuah nama yang tampak keren namun ternyata tak semendalam yang mereka punya. Ketika diri sendiri mencoba membuat nama dengan berisikan doa-doa yang luar biasa tak mengapalah biar itu terlontar, namun fenomena dunia remaja seakan melupakan pakem dalam membuat nama yakni lantunan doa dan harapan kepada YANG MAHA PENCIPTA. Pernahkah kalian bertanya atau sejenak memikirkan arti mendalam dari nama-mu?
Nama saya adalah Ekawan Raharja. "Eka" berarti satu atau pertama dan "Wan" adalah lelaki. Ketika ini digabung menjadikan sebuah arti anak pertama. Namun doa yang dipanjatkan oleh kedua orang tua saya tidaklah hanya sekedar rasa syukur kepada Allah SWT namun terbersit sebuah harapan saya menjadi sebuah seseoarang yang kelak menjadi #1, terbaik, dan berusaha menjadi yang terbaik diantara semua. Berkat nama ini pula saya mewarisi kedua sifat kedua orang tua gw yang serasa sadar atau tidak sangat berpengaruh saat ini.
Di era masa kini mungkin tak banyak lagi mereka yang bangga dengan nama asli mereka. Entah untuk merahasiakan jati diri, sebuah tuntutan kamuflase, atau mungkin karena mereka malu untuk memperkenalkan nama mereka. Ada apakah dengan nama mereka? Apakah sebuah nama yang disematkan oleh kedua orang tua terlalu hina untuk diberitahukan? Mencoba mengganti dengan sebuah nama yang tampak keren namun ternyata tak semendalam yang mereka punya. Ketika diri sendiri mencoba membuat nama dengan berisikan doa-doa yang luar biasa tak mengapalah biar itu terlontar, namun fenomena dunia remaja seakan melupakan pakem dalam membuat nama yakni lantunan doa dan harapan kepada YANG MAHA PENCIPTA. Pernahkah kalian bertanya atau sejenak memikirkan arti mendalam dari nama-mu?
Nama saya adalah Ekawan Raharja. "Eka" berarti satu atau pertama dan "Wan" adalah lelaki. Ketika ini digabung menjadikan sebuah arti anak pertama. Namun doa yang dipanjatkan oleh kedua orang tua saya tidaklah hanya sekedar rasa syukur kepada Allah SWT namun terbersit sebuah harapan saya menjadi sebuah seseoarang yang kelak menjadi #1, terbaik, dan berusaha menjadi yang terbaik diantara semua. Berkat nama ini pula saya mewarisi kedua sifat kedua orang tua gw yang serasa sadar atau tidak sangat berpengaruh saat ini.
Bagaimana dengan anda? Sudahkan anda mengetahui lantunan doa apa yang tersirat pada namamu?