Sunday 17 August 2014

Kita Adalah Mahkluk Yang Lemah

Beberapa hari ini, seminggu lebih tepatnya, banyak hal-hal yang terjadi di sekitar. Hal baik dan buruk, cerita bahagia atau sedih, ataupun senyum dan tangis silih datang berganti. Semua datang dan kemudian kembali pergi. Semua sudah menjadi goresan takdir yang konon sudah terukir di saat kita masih di dalam rahim. Mau tidak mau kita hanya bisa menerima dan menerima. Sekeras apapun usaha dan rencana tapi semua sudah ada hasil yang ditentukan. Pasrah adalah menyerahkan sisanya kepada Sang Khalik setelah berusaha dengan segala keringat dan darah yang tersisa hingga mengering.

Akhir-akhir ini, diri ini terasa lemah dan tidak tahu hendak bagaimana. Lidah terlalu kelu untuk berujar, otakpun terasa tumpul untuk mulai berpikir, dan tenaga entah hilang kemana. Hanya bisa menyaksikan keadaan dan takdir yang bergerak mengatur segalanya. Hendak menolong apa daya, manusia biasa dan tidak mampu berbuat apa-apa. Hanya doa, berdoa semoga Allah SWT. memberikan petunjuk dan jalannya. Jalan menuju apa yang terbaik dari yang terbaik. Membiarkan ruh dan jasad ini berjalan menuju takdir yang sudah ditetapkan.

Tak usah dipikir dengan akal sehat dan memperhatikan hati yang masih belum bisa menerima. Sudah kodrat manusia yang memiliki nafsu untuk selalu bergerak, berusaha, dan berencana akan tetapi jangan lupa bahwa kita bukanlah sesiapa. Bahkan sesungguhnya pun diri ini tidak berkuasa atas apa yang ada dan melekat. Biarkan hati ini mengikhlaskan dan logika menunduk rendah kepada kuasa Allah SWT yang Maha Perkasa. Sandarkan hati ini, dan berikan sujud tertinggi kepada Allah SWT sebagai bentuk syukur karena Allah SWT. masih menunjukan jalannya. Akhirnya ikhlaskan dan ingat bahwa kita bukanlah sesiapa, hanya mahkluk lemah yang butuh belas kasih dari Sang Pemilik Kehidupan.