Sekali lagi Kota Kembang, Bandung, menelurkan talenta mereka yang luar biasa. Suasana dan kegiatan yang sangat mendukung para manusianya untuk bisa berpikir kreatif dan keren. Salah satu produk Bandung yang menjadi sorotan saya adalah Angsa & Serigala. Bukan sirkus ataupun sebuah drama kolosal, melainkan sebuah grup band yang luar biasa mengesankan.
Angsa & Serigala |
Pertama kali mendengarkan Angsa & Serigala sekitar 2 tahun silam, dan tercengang dengan nama yang cukup unik dan menurut saya berbahaya. Terlintas dibenak bahwa Angsa & Serigala mengusung aliran keras semacam hardcore ataupun band metal, namun daya penasaran dan keingintahuan tak bisa membuat saya menahan diri untuk mencari lebih pasti apakah gerangan Angsa & Serigala ini. Menelusuri dan sampai akhirnya bertemu dengan sepasang demo Angsa & Serigala "Manusia" dan "Bahagia".
Takjub adalah sebuah impresi pertama ketika mendengarkan kedua demo mereka ini. Jauh dari bayangan sebelumnya bahwa Angsa & Serigala adalah pengusung Hardcore dari Kota Priyangan, mereka adalah pengusung folk/pop/rock yang santun namun urakan. Lirik Berbahasa Indonesia yang sarkas namun sangat memberikan kesan yang sangat mendalam membuat Bahasa Indonesia menjadi sangat keren untuk dinyanyikan dan diperdengarkan kepada Khalayak. Cerdas adalah satu kata untuk mendeskripsikan lirik mereka. Arransmen yang cukup kasar, penuh dengan suara bass, dan suara vokalis pria yang berat membuat saya tak memiliki alasan untuk tidak jatuh cinta kepada Angsa & Serigala seketika. 2 Tahun sudah berlalu semenjak saya pertama kali mendengarkan Angsa & Serigala hingga saat ini saya masih tetap jatuh cinta kepada band ini.
Oktober 2011, kabar berhembus Angsa & Serigala mendebutkan album pertama dan sudah tak perlu berpikir untuk sesuatu hal yang dicinta, bergegaslah membungkus album perdana mereka. "Bersamaku" menjadi pembuka dan tetap memberikan impresi yang sama dengan 2 tahun silam. Dentingan Glock yang simple dan nyaring membawa keangan betapa indahnya menikmati album ini. kemudian berlanjut dengan suara drum, gitar, biola, serta alat musik lainnya membuat sound-sound yang mereka hasilkan luar biasa kaya namun harmonis ditelinga. Begitu dengan hampir dengan semua arransmen lagu mereka, penuh dengan suara-suara perpaduan nyaring dan berat beriringan selaras. Perpaduan itu semua membentuk sound Angsa & Serigala yang penuh dengan sound namun masih terdengar minimalis.
Namun dibalik kesuksesan mereka mengkonsep album pertama mereka, tersirat 2 kekecewaan pribadi. Pertama adalah tidak adanya lagu "Manusia" di album ini. Sebuah lagu yang menurut saya luar biasa dari sisi harmonisasi lagu serta lantunan lirik yang sangat mempresentasikan keadaan saat ini. Angsa & Serigala menuturkan melalui account twitter mereka @AngsaSerigala bahwa mereka memiliki rencana tersendiri pada lagu ini. Kedua adalah Arransmen dari "Bahagia" yang berubah. Lagu ini menjadi lebih ringan di telinga dan suara sang vokalis pria tidaklah seberat pada arransmen pertama. Saya merasa lagu ini sedikit kehilanggan suasananya yang mendalam dan kegalauan yang dihasilkan oleh "Bahagia".
Terlepas dari 2 kekecewaan pribadi saya, debutan Angsa & Serigala patut untuk anda koleksi. Anda mungkin tak akan percaya dan sedikit terkejut kala mendengarkan album ini yang 100% berlirikan Bahasa Indonesia. Ketika band-band indie sedang tergerus dengan lirikal berbahasa asing, Angsa & Serigala menawarkan sesuatu yang berbeda. Lirik Berbahasa Indonesia yang cerdas, makna yang mendalam, serta diksi kata yang beragam membuat Bahasa Indonesia sangat indah dinyanyikan dengan lantang ketika acara-acara berlangsung.