|
Samalona |
Lembah Teknik UNS tak seperti pada hari Selasa (12/3). Jikalau Lembah Teknik sepi, jarang adanya aktivitas, dan terkadang acap kali dijadikan tempat parkir kendaraan roda empat maka sedari siang ini tempak berbeda dan kontras.
Sudah beberapa hari ini tampak berdiri sebuah panggung yang kokoh mengisi kekosongan Lembah Teknik UNS. Panggung yang kokoh lengkap dengan perangkat sound system serta lighting yang bersiap menyambut semaraknya Dies natalis UNS ke-36 dengan tema Pameran Industri Kreatif.
“Dies natalis merupakan acara rutin universitas untuk memperingati ulang tahun UNS. Pada dies natalis kali ini, universitas memberi Fakultas Teknik kesempatan sebagi 'tuan rumah' lewat acara Pameran Industri Kreatif,” tutur Rizky Amalia Mayastri alias Kiki selaku Humas acara Dies natalis UNS ke-36
Akan tetapi terdapat sebuah perbedaan yang cukup signifikan di acara dies natalis kali ini. Apabila dies natalis sebelumnya terasa sepi dan hanya terasa hikmat di dalam Gedung Auditorium, maka kali dies natalis kali ini penuh dengan hingar bingar musik.
Panggung-panggung musik yang sempat hilang beberapa tahun silam, kembali menyeruak kepermukaan dan menghibur para mahasiswa UNS yang sudah lama merindukan hal ini. Bahkan panggung musik kali ini di dukung penuh oleh pihak universitas.
“Acara musik juga sudah merupakan rangkaian acara Pameran Industri Kreatif. Bahkan pihak universitas yang meminta untuk ditampilkan performing art dari masing-masing fakultas. Namun pihak universitas meminta agar band yang tampil tidak membawakan musik yg 'teriak-teriak,” jelas Kiki.
Bahkan untuk mengembalikan panggung musik yang telah lama hilang, panitia Pameran Industri Kreatif tak segan-segan menghadirkan panggung musik selama 3 hari penuh. Acara ini di dukung oleh puluhan band dan kelompok musik dari berbagai fakultas di UNS serta beberapa pendukung acara dari luar UNS.
Seperti Komunitas Musik Fisip (KMF) yang diundang oleh pihak panitia untuk mengisi acara Pameran Industri Kreatif. Pada acara tersebut, KMF diminta untuk mengisi atraksi musik pada hari ke-3.
“Sekitar tiga minggu sebelum acara, KMF ditawari panitia dies natalis. Isinya yaitu minta KMF buat ngisi acara di Pameran Industri Kreatif. Ya sudah, kami terima tawaran tersebut,” pungkas Isti Januar Arifah selaku wakil ketua KMF.
Namun dibalik gegap gempita acara Pameran Industri Kreatif, terselip sedikit kekecewaan bagi pengunjung disana. Beberapa pengunjung serta pengisi acara Pameran Industri Kreatif merasakan ketidakmaksimalan acara.
Seperti Arif, mahasiswa FISIP, yang menyayangkan soal sound system acara kali ini tidaklah maksimal. “Acaranya sudah bagus dan berjalan tepat waktu, namun sound system-nya kurang nyaman di telinga, serta bentu panggungnya yang aneh membuat tidak nyaman menonton,” pungkasnya.
Perasaan demikian pun dirasakan oleh Bayu, gitaris Band reggae Samalona, yang menuturkan sound system-nya tidak enak karena soundman-nya tidak canggih dan banyak kabel-kabel yang diatas panggung terendam air, sehingga aliran suaranya tidak bagus.
Akan tetapi dibalik kekurangan tersebut, terdapat sebuah harapan untuk acara dies natalis tahun depan. Sebuah optimisme terselip untuk acara yang baru saja kembali terlahir pada tahun ini. Sebuah harapan agar acara ini terus berlangsung dan terjaga sehingga setiap tahunnya kian semakin besar dan ramai.
“Acara seperti ini jangan sampai hanya berlangsung sekali. Justru acara ini sebaiknya bisa dijadikan tonggak dari acara-acara kreatif lainnya karya mahasiswa UNS. Dies natalis kan ulang tahun universitas, jadi gak ada salahnya kalo mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademia UNS ikut merasakan euforia dari ulang tahun universitas mereka sendiri juga dong ya,” kata Kiki.
*ditulis untuk keperluan Jurnalistik 2