Tuesday, 27 March 2012

Gathering Radio Komunitas Twitter Indonesia (RKTI) Goes To YK!

Gath. Radio Komunitas Twitter Indonesia (@RKTI) | Photo takken by Indra Pramana
Gelak tawa, hingar bingar suara perbincangan menggelegar seantero ruangan, senyum puas orgasme bahagia, serta suka cita sapa salam di dunia nyata menjadi semangat dan gambaran bagaimana suasana gathering RKTI di Yogyakarta (23/3). Sebuah kehangatan yang mungkin akan menjadi cerita untuk kita semua para DJ RKTI serta teman setia Tweelistener.

Wednesday, 21 March 2012

HINGAR BINGAR PANGGUNG MUSIK DIES NATALIS UNS KE-36 “PAMERAN INDUSTRI KREATIF”

Samalona
Lembah Teknik UNS tak seperti pada hari Selasa (12/3). Jikalau Lembah Teknik sepi, jarang adanya aktivitas, dan terkadang acap kali dijadikan tempat parkir kendaraan roda empat maka sedari siang ini tempak berbeda dan kontras.

Sudah beberapa hari ini tampak berdiri sebuah panggung yang kokoh mengisi kekosongan Lembah Teknik UNS. Panggung yang kokoh lengkap dengan perangkat sound system serta lighting yang bersiap menyambut semaraknya Dies natalis UNS ke-36 dengan tema Pameran Industri Kreatif.

“Dies natalis merupakan acara rutin universitas untuk memperingati ulang tahun UNS. Pada dies natalis kali ini, universitas memberi Fakultas Teknik kesempatan sebagi 'tuan rumah' lewat acara Pameran Industri Kreatif,” tutur Rizky Amalia Mayastri alias Kiki selaku Humas acara Dies natalis UNS ke-36

Akan tetapi terdapat sebuah perbedaan yang cukup signifikan di acara dies natalis kali ini. Apabila dies natalis sebelumnya terasa sepi dan hanya terasa hikmat di dalam Gedung Auditorium, maka kali dies natalis kali ini penuh dengan hingar bingar musik.

Panggung-panggung musik yang sempat hilang beberapa tahun silam, kembali menyeruak kepermukaan dan menghibur para mahasiswa UNS yang sudah lama merindukan hal ini. Bahkan panggung musik kali ini di dukung penuh oleh pihak universitas.

“Acara musik juga sudah merupakan rangkaian acara Pameran Industri Kreatif. Bahkan pihak universitas yang meminta untuk ditampilkan performing art dari masing-masing fakultas. Namun pihak universitas meminta agar band yang tampil tidak membawakan musik yg 'teriak-teriak,” jelas Kiki.

Bahkan untuk mengembalikan panggung musik yang telah lama hilang, panitia Pameran Industri Kreatif tak segan-segan menghadirkan panggung musik selama 3 hari penuh. Acara ini di dukung oleh puluhan band dan kelompok musik dari berbagai fakultas di UNS serta beberapa pendukung acara dari luar UNS.

Seperti Komunitas Musik Fisip (KMF) yang diundang oleh pihak panitia untuk mengisi acara Pameran Industri Kreatif. Pada acara tersebut, KMF diminta untuk mengisi atraksi musik pada hari ke-3.

“Sekitar tiga minggu sebelum acara, KMF ditawari panitia dies natalis. Isinya yaitu minta KMF buat ngisi acara di Pameran Industri Kreatif. Ya sudah, kami terima tawaran tersebut,” pungkas Isti Januar Arifah selaku wakil ketua KMF.

Namun dibalik gegap gempita acara Pameran Industri Kreatif, terselip sedikit kekecewaan bagi pengunjung disana. Beberapa pengunjung serta pengisi acara Pameran Industri Kreatif merasakan ketidakmaksimalan acara.

Seperti Arif, mahasiswa FISIP, yang menyayangkan soal sound system acara kali ini tidaklah maksimal. “Acaranya sudah bagus dan berjalan tepat waktu, namun sound system-nya kurang nyaman di telinga, serta bentu panggungnya yang aneh membuat tidak nyaman menonton,” pungkasnya.

Perasaan demikian pun dirasakan oleh Bayu, gitaris Band reggae Samalona, yang menuturkan sound system-nya tidak enak karena soundman-nya tidak canggih dan banyak kabel-kabel yang diatas panggung terendam air, sehingga aliran suaranya tidak bagus.

Akan tetapi dibalik kekurangan tersebut, terdapat sebuah harapan untuk acara dies natalis tahun depan. Sebuah optimisme terselip untuk acara yang baru saja kembali terlahir pada tahun ini. Sebuah harapan agar acara ini terus berlangsung dan terjaga sehingga setiap tahunnya kian semakin besar dan ramai.

“Acara seperti ini jangan sampai hanya berlangsung sekali. Justru acara ini sebaiknya bisa dijadikan tonggak dari acara-acara kreatif lainnya karya mahasiswa UNS. Dies natalis kan ulang tahun universitas, jadi gak ada salahnya kalo mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademia UNS ikut merasakan euforia dari ulang tahun universitas mereka sendiri juga dong ya,” kata Kiki.

*ditulis untuk keperluan Jurnalistik 2

Sunday, 18 March 2012

Saya Suka Ekspresi #13

Agnar Juan Janitra
Teman saya yang ini memang ajaib dan memiliki muka yang sangat ekspresif.

Saya Suka Ekspresi #12

Baby Sleep
Kalau saat ini semua orang tertuju pada Afika, saya memilih adik kecil ini sebagai yang paling lucu :)

Suatu Sore di Bandung

Bandung
Sore selalu memberikan guratan misterius di hati. Meski hujan ataupun cerah, akan ada selalu perasaan cinta yang menyambut malam. Saya jatuh cinta di sore hari tak kala sore memberikan rona indahnya dan sapa merah gincu untuk saya. (Bandung, 5 Februari 2012)

Saya Suka Ekspresi #11

Farra Kartika
Entah kenapa saya suka dengan ekspresi galaunya but aniway, she's the only one (teman dikala galau), aight!

Friday, 9 March 2012

House of Horror Zine #1: Ini Adalah Seni

Sudah tahunan menulis untuk media, dan berbagai media telah tergoreskan. Menulis untuk berbagai media macam untuk electronic, internet, bahkan cetak sudah pernah. Akan tetapi baru sekali dalam hidup, sebuah tuntutan kata demi kata yang dikaitkan dan tertuang untuk media cetak sampai tersentuh oleh jemari kecil yang tak terbiasa untuk bekerja. House of Horror Zine #1 rilis dan mari kita semua mengucap syukur!

Sebuah kejutan untuk menghela nafas dikala hujan menjadi peneman laju kendaraan menuju peraduan. Tergolek sebuah paket di atas ranjang yang sepi. Kiriman dari teman-teman House of Horror yang berupa bacaan berseni. Full seni grafis atau apalah kalian ingin menyebut namun saya akan menyebut ini adalah benda yang berisikan full seni.
House of Horror Zine #1 + Poster + Stiker + 2 pcs gambar berwarna
Artikel Answer Sheet
Artwork sederhana Bangkutaman
Artwork

Thursday, 1 March 2012

Lighthouse: Sebuah Bocoran Untuk Album Terbaru Pure Saturday

Pure saturday || klik this pict. to hear "Lighthouse"
5 tahun sudah semenjak Pure Saturday merilis album Time For A Change, Time To Move On, hampir saja Pure Saturday tak menghasilkan sesuatu yang baru. Namun penantian Pure People, sebutan bagi penggemar Pure Saturday, akan karya-karya baru Pure Saturday tak kunjung meredup untuk karya-karya atas band indie legendaris asal kota Bandung tersebut. Akan tetapi penantian para Pure People akan terbayar tampaknya pada tahun 2012 ini. Pure Saturday baru saja merilis single terbaru mereka yang berjudul Lighthouse yang menjadi andalan mereka di album mereka mendatang Grey Album.

Lagu lighthouse ini diakui oleh Pure Saturday sebagai perkawinan atas sound Genesis dan Pure Saturday. Yudhistira “Udhi” Ardinugraha, drummer Pure Saturday, membuat lagu ini ketika dirinya sedang dikuasai oleh lagu-lagu dari Genesis. Untuk sound Pure Saturday masih seperti biasa, yakni dengan petikan dua gitar merdu yang saling mengisi, perubahan ritme yang tak tertebak, melodi vokal yang langsung menempel di kepala, dan lirik yang kontemplatif. “Lagu ini diibaratkan theme song mau memulai hari. Tujuannya jadi penyemangat,” kata bassis Ade Purnama, yang menulis liriknya.

Sedangkan untuk Grey Album sendiri, gitaris Adhitya “Adhi” Ardinugraha membocorkan bahwa album ini akan menjadi album yang paling pop dari Pure Saturday. Beberapa tahun perjalanan mereka belakangan ini dan yang sempat menyaksikan aksi Pure Saturday akhir-akhir ini, dinilai Adhi akan mengetahui letak dimana perbedaan Grey Album dengan album-album sebelumnya. Akan tetapi Satria Nurbambang alias Iyo sang vokalis menilai album ini tak akan membuat Pure People terhenyak. “Kalau kata saya, auranya seperti album Elora. Misalnya khatam album Utopia, kayaknya tidak (kaget). Tidak bakal mempertanyakan itu,” kata Iyo.

Sudah 18 tahun Pure Saturday berkarya dan telah terjadi banyak perubahan. Baik perubahan dengan dunia musik Indonesia ataupun perubahan dalam tubuh internal Pure Saturday sendiri. 18 tahun bukanlah waktu yang sebentar dan perlu sebuah usaha yang besar untuk  menjalankan itu semua. Akan tetapi Pure Saturday tetaplah menjadi Pure Saturday. Sebuah band dengan hasrat yang sama semenjak 1994, hasrat untuk berkarya dan bersenang-senang. Lighthouse menjadi sebuah pembuktian bagaimana Pure Saturday menjalankan hasrat mereka dan sebuah oase bagi kita semua, terutama Pure People yang selalu bersenang-senang bersama Pure Saturday selama 18 tahun ini.

*tulisan ini dimuat juga oleh Dean Street Billy's & Review Bastard