Sebuah tanggung jawab lelaki untuk mencari nafkah bagi keluarga. Menerjang panas membakar kulit demi sebuah kehidupan untuk bersama. Menginjak bara api menjujung keluarga agar tetap nyaman semestinya. Letih dan menguras emosi menjadi makanan sehari-hari. Mungkin ini pula yang menyebabkan para lelaki tidak se-ekspresif wanita walau bukan berarti acuh. Menghabiskan hari dengan lengketnya aspal, cuaca yang tiada menentu, serta hari-hari yang selalu menyambut. Tak khayal para pria membutuhkan segala perangkat peneman untuk melaluinya, salah satunya adalah sepatu.
“Sejarah hidup adalah sejarah sepatu. Sejarah mengenai tempat di mana manusia pernah menapak dan berpijak”
Stebby Julionatan
Seorang teman bercerita bahwa suatu saat nanti kamu akan bertemu dengan sepatu yang benar-benar sesuai dengan dirimu. Sepatu yang menemani setiap jejak langkahmu menggapai impian dan mempertahankannya. Dan akhirnya maksud dari hal ini pun dirasakan. Bukan untuk gaya, untuk terlihat modis, ataupun sekedar memiliki semata. Tapi sepatu yang dapat menemani dan memberikan rasa nyaman dan aman untuk kaki ini.
Macbeth entahlah seri apa, dapat beli dari teman yang butuh uang. |
Ini sepatuku, bagaimana denganmu?
No comments:
Post a Comment