Tuesday, 31 January 2012

Saya Suka Ekspresi #10

Myself and Launa
I don't know why, launa's so cute dan benar-benar polos ekspresinya. Foto ini di ambil oleh Uncle Ade Prayitna Aka. Mazz Godel heheheh.... Thanks for the photoshot :)

Sunday, 29 January 2012

Powerslaves: Ketika Kegerahan Menyelimuti Indonesia

Powerslaves adalah  sebuah band rock yang terbentuk pada awal 1991 dan cukup lama menghilang dari peredaran musik di Indonesia. Band yang terbentuk di Semarang ini akhirnya kembali ke belantika musik Indonesia setelah tertidur panjang dan merilis sebuah single yang cukup lugas yakni Indonesia.
Powerslaves || klik this picture if you want to download Indonesia's song
Para rockers gaek ini tampaknya mulai gerah dengan keadaan Indonesia yang semakin kacau dan tidak menentu. Berbagai kasus dan kisruh kini menghantui negara ini dan nasionalisme pun dirasa kian memudar akhir-akhir ini. Untuk memberikan contoh dan mengajak para pemuda bangsa di negara ini, Powerslaves akhirnya merilis lagu Indonesia. Lagu ini sendiri bertemakan tentang nasionalisme dan mengajak kita semua untuk kembali mencintai Indonesia. Lagu Indonesia sendiri masih bernafaskan rock yang harmonis ala Powerslaves. Arransmen yang terbilang cukup megah, permainan gitar yang cukup meraung-raung, serta suara sang vokalis yang cukup tinggi sangat menggugah hati.

Saat ini sendiri Power Slaves terdiri atas Heydi Ibrahim (vokal), Anwar Fatahillah (bass), Acho Jibrani (gitar), dan Wiwik Sudarno (drum). Meski bisa dibilang secara umur para personil Powerslaves sudahlah tidak muda namun semangat bermusik serta skill mereka masih sangat mumpuni. Mungkin pepatah tua-tua keladi, makin tua makin jadi sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana Powerslaves beraksi.

*Tulisan ini juga dimuat di Review Bastard

Sekaten di Surakarta

Bertahun-tahun sudah menjejakan kaki di bumi mataram ini dan sudah berrbagai hal di coba. Mulai dari wisata kulinernya sampai kanal-kanal wisatanya pun sudah pernah dijajah. Namun ada satu tempat wisata yang belum saya pernah kunjungi, yakni Sekaten. Apakah itu Sekaten? dan akhirnya semua sudah terjawab pada hari Jumat (27/1).

Sekaten atau upacara Sekaten (berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat) adalah acara peringatan ulang tahun Nabi Muhammad S.A.W. yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa Mulud (Rabiul awal tahun Hijrah) di Alun-Alun Utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.

Saya tidaklah akan bercerita tentang apa saja ritual disana namun perayaan disana bisa sebagian kalangan sebut sebagai pasar malam. Yah itu adalah sekaten, sebuah pasar malam dimana masyarakat berkumpul untuk menikmati malam sembari sedikit bersenang-senang dimalam hari. Bila sedang tak punya uang namun ingin sedikit bersenang-senang mungkin bisa mencoba ke Sekaten ini. Rasakan sensasinya dan pacu adrenalin anda.
Semua serba Rp. 5.000,-
Kereta-keretan
Biang lala mini
Isti || Shefi || Dwiy || Hanti

Monday, 23 January 2012

Interconnection 2: Tour Antar Kota Yang Hangat

Sebuah gigs kecil yang penuh dengan suka cita telah tergelar di Gedung Kesenian Solo (GKS) pada Minggu, 22 Januari 2012. Sebuah acara pembuka di awal tahun yang sangat menyenangkan ketika SRM berkolaborasi dengan Dean Street Billy’s. Awal tahun 2012 ini mungkin sebagai pertanda juga bahwa Solo kian mulai diminati para musisi Indonesia sebagai tujuan pangung bermusik mereka. Interconnection 2 merupakan sebuah tour yang di gagas oleh SRM Management yang bertujuan untuk menyambung silahturahmi bermusik antar Jakarta dengan Solo. Dari Jakarta diwakili oleh Dried Cassava, L’alphalpha, serta Leonardo Ringo. Sedangkan Solo diwakili oleh Sua dan The Leon’s Labyrinth. Ketika menilik line-up yang akan meramaikan acara silahturami ini, maka sudah terbayang betapa luar biasanya acara kali ini.
Poster Interconnection 2
Acara yang semestinya dimulai pukul 14.30 ini mendadak molor untuk waktu yang cukup lama. Listrik yang padam menjadi kendala utama ketika semua band akan melakukan sound check. Tak lama kemudian, hujan lebat mengguyur Solo namun crowd di Solo tidaklah takut dengan hujan, banyak yang berdatangan menuju GKS ketika hujan mengguyur. Tak lebih dari sekitar 70 orang memadati GKS yang merupakan sebuah studio film jaman dulu. Pukul 17.00 sound check usai dan saatnya Interconnection 2 dimulai.
merchandise
Sua menjadi band pertama yang membuka Interconnection 2 pada sore kali itu. Sua merupakan band pop yang lain dari pada lainnya. Ketika band pop pada umunya berbicara tentang cinta, kasih sayang, dan kegalauan risalah hati dengan lirik yang renyah, maka Sua menggebrak paradigma musik pop tersebut. Sua dengan musiknya berbicara tentang alam, kondisi sosial masyarakat kita, serta keluh kesah masyarakat pada umumnya dengan lirik yang penuh dengan tendensi pesan yang berbobot. Lirik-lirik yang mereka gunakan pun cukup berbeda dengan lirik musik pop pada umumnya. Sekilas mendengarkan Sua seperti mendengarkan Iwan Fals dikala muda. 3 Lagu Sua bawakan dan tentu saja ini mendapatkan respon yang cukup luar biasa dari para penonton Interconnection 2. Bahkan di belakang panggung sendiri, beberapa orang dari Jakarta terkesima dan kagum dengan musik Sua.
SUA
SUA
Usai Sua membuka Interconnection 2, kini giliran The Leon’s Labyrinth yang memanaskan tensi penonton. Band pop rock asal Solo yang beranggotakan Yanu N Wibisono (Vocal), Mega Rio Pandu (Drums),  Sifak Ulkarim (Bass), dan Arya P Sularto (Guitar) berhasil menghentak penonton Interconnection 2 dengan musik yang mereka bawakan. Ketika dulu saya pernah menulis The Leon’s Labyrinth merupakan band yang biasa aja, tampaknya mereka malam ini membuktikan bahwa mereka bukan band yang biasa-biasa saja. Penampilan The Leon’s Labyrinth kali ini lebih perkasa baik secara musikalitas dan penampilan mereka. Pada Interconnection 2 kali ini, The Leon’s Labyrinth lebih bersemangat dan sound yang dihasilkan jauh lebih bertenaga. Kemudian distorsi yang mereka hadirkan lebih bersih dan sangat enak di telinga. Sang vokalis The Leon’s Labyrinth, Yanu N. Wibisono, tampak lebih bergairah malam ini. Dengan kacamata gelap yang dikenakan, Yanu tampak selayaknya Jon Bon Jovi sebagai vokalis The Leon’s Labyrinth.
The Leon’s Labyrinth
The Leon’s Labyrinth
Usai sudah 2 local heroes asal Solo memanaskan acara silahturahmi kali ini, saatnya rombongan dari Jakarta yang mengambil alih panggung. Dried Cassava didaulat menjadi pembuka pertama. Band ini berpersonilkan Baskoro Adhijuwono (Vocalist), Nandie Daniel (Guitarist), Bana Drestanta (Bassist) dan Kago Mahardono (Drumer). Dried Cassava merupakan Band alternative Funk Rock yang dijamah oleh Blues, cukup liar dan penuh dengan noise. Tak banyak yang dapat saya ceritakan untuk band ini karena saat band ini bermain saya sedang keluar untuk melaksanakan ibadah Magrib. Tapi berdasarkan pengelihatan saya saat Dried Cassava sedang sound check, band ini akan penuh dengan kejutan sound-sound yang mereka buat berbalut dengan skill yang sangat mumpuni. Dan tampaknya tebakan saya tak salah ketika saya kembali kedalam venue, tampak wajah penonton tampak puas menyaksikan Dried Cassava.
Dried Cassava
Dried Cassava
Dried Cassava
Kini Saatnya L’alphalpha yang saatnya unjuk gigi. L’alphalpha merupakan band yang paling di tunggu oleh crowd Interconnection 2. Mengusung Post Rock yang disentuh dengan shoe gaze membuat band ini sangat patut untuk di simak. Untuk kualitas bagaimana musikalitas mereka, tak perlulah meragukan mereka. Berbagai apresiasi sudah mereka dapatkan, bahkan Singapura pun sudah mereka sambaing. L’alphalpha beranggotakan Herald Reynaldo, Yudishtira Mahendra, Tercitra Winitya, Ildo Reynardian, Byatriasa Ega, dan Purusha Irma. Di Interconnection 2 ini, L’alphalpha membuka show dengan lagu Peace, Completeness, and welfare (Silent). Lagu pertama sukses membuat penonton sing along bersama tanpa menunggu komando. Penampilan L’alphalpha selama Interconnection 2 terbilang cukup baik dengan gimmick Herald dan suara merdu Yayas cukup memukau penonton. Bahkan pada Interconnection 2 ini, L’alphalpha menyanyikan lagu mereka yang sebelumnya tidak dibawakan di Interconnection 1. Sebagai penutup, The Day When Everything Around Us Fall Asleep and We don't Remember How to Awake dibawakan dan gemuruh tepuk tangan membahana di GKS.
L’alphalpha
L’alphalpha
L’alphalpha
L’alphalpha
L’alphalpha
L’alphalpha
Sudah pukul 19.30 dan GKS kian memanas namun geliat penonton tidaklah kurang. Terakhir sebagai penutup pesta malam ini, para penonton yang sedari tadi terduduk kini mereka bangkit untuk menyambut Leonardo. Tak perlu waktu cukup lama untuk set alat, satu persatu anggota band yang dibawa Leonardo mulai mengisi pos-pos mereka. Swing ‘n Jingle menjadi lagu pembuka aksi Leonardo. Sentuhan vokal berat dan beat-beat rock and roll ala Leonardo membuat penonton mulai menggerakan badannya mengikuti lagu. Dan ketika Blatant dimainkan, Leonardo memanggil seorang bintang tamu yang menjadi backing vokalnya, yakni Mian Meuthia. Blatant berhasil membuat penonton bernyanyi dan berteriak dengan lantang. Sepanjang penampilannya, Leonardo tampak tak pernah kehabisan energi untuk terus bergerak, meloncat, dan berdansa dengan Gretsch G5120 kesayangannya. Bahkan ketika penampilannya kian memanas, Leonardo masih suka berceloteh dengan jokes yang membuat perut penonton kian keram. Tak dapat disangkal bahwa Leonardo merupakan salah satu penyanyi di Indonesia dengan Showmanship terbaik. Sebagai penutup acara, Leonardo membawakan Midnight Hooray dan sukses mengajak penonton untuk bernyanyi bersama.
Leonardo Ringo and Band
Leonardo Ringo and Band
Leonardo Ringo and Band
Leonardo Ringo and Friends
Leonardo Ringo and Band
Mian Meuthia
Leonardo Ringo and band
Setlist Leonardo Ringo
Leonardo Ringo and Band
Mian Meuthia
Jam sudah menunjukan pukul 21.00 kurang sedikit dan Interconnection 2 telah usai. Sebuah gigs kecil di Kota Budaya Solo yang sangat intim dan hangat. Sound yang pas-pasan, tanpa berikade, dan semua bisa bernyanyi berbaur bersama tanpa melihat status sosial setiap individu yang hadir disana. Kekurangan tentu saja ada namun semua kekurangan itu tertutup dengan acara yang benar-benar tahu bagaimana cara untuk bersenang-senang. Mungkin di Solo tidaklah banyak acara yang benar-bener penuh dengan tensi kesenang namun Dean Street Billy’s dengan keterbatasannya berusaha menciptakan itu semua. Dengan membuat Interconnection 2, diharapkan Dean Street Billy’s kian berkembang dan membuat scene pop di Solo kian ramai.
W/ L'Alphalpha
CD Leonardo Ringo + Setlist
W/ Leonardo Ringo
CD L'alphalpha + Setlist
 *tulisan ini juga di muat oleh Gigsplay.com

Saturday, 21 January 2012

Suasana Imlek di Pasar Gede (Solo)

Gerbang Pasar Gede yang dihias oleh lampion
Sekitaran Pasar Gede pun tak luput dari hiasan lampion untuk menyambut Imlek
Keberasaan hiasan lampion ini menjadi magnet bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana malam hari ataupun berfoto-foto
Keadaan jembatan Pasar Gede yang masih sepi akan pengunjung
Dan seperti biasa, foto dulu di bawah jembatan :)
pose yang tidak baik, jangan ditiru!
 Kurang lebih beginilah suasana Kota Solo ketika mendekati Imlek. Apapun jenis perayaanya, yang penting semua senang dan bahagia :)


*Sesuai labelnya, Potret Abstrak, jadi demikian fotonya!

Friday, 6 January 2012

Ambisi dan Cinta

Jabatan adalah 1 dari 3 hal yang diingingkan oleh manusia. Menempati sisi derajat yang tinggi membuat status sandang kian mentereng dan mewah. Sebuah prestisius berserta tanggung jawab yang dibalut dalam sebuah status sosial menjadikan sebuah kebanggan dan kenikmatan dari 3 hal. Promosi ataupun dipercayakan sebuah jabatan tertentu merupakan sebuah kehormatan dan apresiasi atas apa yang ditekuni selama beberapa waktu. Kinerja dan semangat menjadi sebuah tolak ukur untuk mendapatkan promosi kehormatan ini. Sebuah kenyataan bahwa apa yang kita lakukan mendapat perhatian dan cukup mencuri perhatian beberapa kalangan, meskipun terkadang senyum seringai dan sindiran ketus mengiringi. Untuk manusia pada umumnya tentu saja semua ingin menyandang sebuah status balutan pangkat yang megah dan mumpuni. Terkadang pangkat dan jabatan menjadi sebuah obsesi tersendiri dalam tujuan hidup dan bekerja.

Akan tetapi bagaimana dengan segelintir orang yang memang cinta akan apa yang mereka miliki dan mereka sandang. Tak berpikir apa yang dikenakan merupakan status terbaik dan tertinggi atau pun sebuah apresiasi yang besar atas ekspetasi orang lain. Semangat atas sebuah landasan suka merupakan jawaban atas cinta yang didedikasikan untuk sebuah hal yang sudah kita sandang. Hal ini buka dikarena sebuah aroganisme ketidakmampuan ataupun ketidakcintaan untuk sebuah isi yang lebih besar. Menjaga passion dan berjalan diatas sebuah keikhlasan menjadi awal langkah untuk melaksanakan tanggung jawab yang disandang. Semua awal dari promosi dan peningkatan status sosial berdasarkan kinerja yang tulus dan kontribusi yang nyata, kemudian sambutan ekspetasi ataupun apresiasi orang datang untuk sebuah tanggung jawab lebih. Kehormatan atas hal demikian namun cinta dan passion tak pernah bisa dipaksa ketika itu tidak sejalan.

Maafkan saya kemarin hari menolak untuk sebuah jabatan tersebut. Bukan saya tak ingin berbakti ataupun menanggapi sebuah kehormatan yang telah diberikan namun ini lebih kepada passion dan beberapa sumpah yang telah saya ambil sebelumnya. Demi apapun segenap semangat dan jiwa saya untuk sebuah organisasi yang telah membesarkan saya dan tidak diragukan; namun akan ada orang yang lebih bersemangat untuk menerima kehormatan tersebut. Saya mohon maaf karena saya sangat cinta akan status sandang saya sebagai Kadiv. Music Director di Fiesta FM. General Manager merupakan kehormatan tertinggi namun passion saya bukanlah disana namun jujur sesungguhnya passion saya hanya untuk dunia music, broadcasting, dan Fiesta FM. Saya pun akan membangun Fiesta FM dengan tangan saya dan porsi saya.
Hanti Kuspriyani (the Latest GM) and Dhimas Aryo S. L. (Ex-GM)

*Note: Selamat untuk Hanti Kuspriyani, your're the star and our leaders

Monday, 2 January 2012

Sepi Untuk Sebuah Keriaan

Hingar bingar sebuah pesta merupakan sebuah kesenangan yang ditaburkan. Mencari sebuah senyum ditengah hiruk pikuk rutinitas yang membosankan. Mencari sehirup udara untuk tetap bertahan hari esok. Mencoba melupakan sejenak kelu kesah yang tersimpan dalam lemahnya otak. Menikmati gelimpangan pangan yang nikmat, cairan bersama pencair kekakuan, dan gelak tawa membahana sepanjang ruang. Semua terlupa dan semua terlelap dalam indahnya kebersamaan dalam kesenangan yang ditabur. Akan tetapi akankan semua senang dan semua bergembira? akan ada selalu sisi gelap dan sepi dalam keriaan yang berlangsung.
Closed Crew | Bad boys For Life

saya sepi, hampa, dan gamang ketika semua orang terbahak-bahak setiap detiknya. Sepi tak kala semua orang sibuk untuk bercerita, tertawa, dan menikmati waktu sampai batas terlupa. Hampa ketika saya tidaklah menikmati apa yang para pencipta keriaan lontarkan dari mulut panas mereka. Gamang tak kala tiada yang mengawasi detik demi detik yang mereka lewatkan.

Sudah beberapa kali ini saya merasakan hal semacam itu dan biarlah saya yang mengisi dalam sepi dan gelapnya sebuah keriaan. Biarkan mereka tertawa dan menikmati indahnya dunia dan sepi hampa hanyalah milik saya sendiri.