Vinyl "Indonesia Raja" versi 3 Stanza produksi Lokananta |
Beberapa tahun silam di kisaran celana gantung berwarna biru melekat hingga kisaran celana panjang skinny abu-abu, idealisme menjadi kunci gerak laju pengisi hari. Melawan norma, menentang dogma, meninju keras paradigma menjadi jalan hidup. Berkompromi dengan kenyataan dan berjabat tangan dengan keadaan menjadi ludah di atas makanan. Salah satunya adalah musik, tidak edggy tidak keren!
Sempat terbesit bahwa musik pop yang ada di televisi setiap paginya dan lagu kisaran cinta adalah sampah. Menyembah dan menuhankan cinta sebagai inspirasi haram hukumnya mengalun di telinga. Bahkan otak belagak naif menolak apa yang hati suka. Demi tuntutan eksistensialisme dan pengelihatan orang, mencoba menjadi jadi pribadi yang Cutting Edge. Akan tetapi cerita berkata lain dan pencarian jati diri.
Saat ini, memandang jauh kemasa remaja belasan tahun dan kemudian memakluminya. Sebuah pencarian jati diri demi pencitraan cemerlang di mata orang lain dengan berlaga memusuhi norma bersama. Asam garam belum memberikan rasa pada hidup yang masih panjang dan hambar. Bekerja dibeberapa media dan memandang realitas dengan logika memandang hidup memang terkadang perlu berkompromi. Tidak memulu musik "cutting edge" adalah yang terbaik. Terbaik untuk siapa? dirimu atau semesta?
Terkadang berkompromi dengan musik di pagi hari pun terasa sah dan termaklumi. Demi sepiring nasi yang bisa ditukarkan dengan mainstream atau idealisme dan semangat yang mati seketika tanpa cerita selanjutnya? Cutting Edge tidak hanya sekedar anti memainkan musik melankolis berdoakan cinta-cinta ataupun musik lambat yang mendayu-dayu.
Tampaknya ketidaktahuan dimasa lampau menjadikan diri ini buta dan berlagak. Saatnya membuka mata dan melihat realitas. Berkompromi bukan berarti menyerahkan segalanya dan melacurkan segalanya, akan tetapi lebih kepada mencari titik tengah kesepakatan. Berjalan selaras dengan realitas antara permintaan, ide, keyakinan, dan perasaan. Waktu dan pendewasaan membawa perubahan dan membelokan persepsi. Jikalau masih ingin menjadi aktivis "Cutting Edge" garis keras adalah mau anda maka silahkan dan jalani dengan sepenuh hati anda akan tetapi saya berbeda dan saya berjalan diantara idealisme dan realitas mulai saat ini.
No comments:
Post a Comment