Thursday, 7 April 2011

Apakah Saya Sudah Tua?

Beberapa hari yang lalu ketika sedang bertandang ke Yogyakarta, tepatnya hari sabtu tanggal 2 April 2011 di JEC. Sekelebatan pemandangan yang mengaharukan, bagi gw pribadi, hadir kembali kedalam jarak pandang gw. Seorang bapak yang sedang menggotong anaknya yang masih balita menaiki tangga. Sang bapak tersebut nampak, entah emang bermuka lusuh atau sedang letih, sang bapak tetap membopong anaknya itu menaiki tangga yang tak cukup tinggi namun cukup melelahkan tampaknya. Menurut gw pribadi cukup tampaklah sang bapak sangat menyayangi dan mengasihi anaknya itu.

Foto by I Wayan Gilang Aditya Subawa
Entah kenapa setiap gw melihat pemandangan antara bapak dan anaknya yang kecil, gw selalu terenyuh sepenuhnya. Apakah ini sebuah pertanda gw sudah tua? Apakah ini tanda bahwa gw menyukai anak kecil? Apakah gw memang orang yang melankolis? Ataukah gw sudah mulai memikirkan siapa kelak anak didalam sperma ku ini? Mungkin bagi orang lain hal semacam ini adalah sebuah pemandangan yang biasa saja, namun bagi gw ini adalah sebuah pemandangan yang sangat humanis. Dimana bapak bertindak sebagai kepala rumah tangga, bertugas melindungin segenap anggota keluarganya. Membahagiakan dan mengarkan keluarganya adalah sebuah tugas yang diemban sebagai kelapa keluarga. Selama ini hanya Ibu saja yang di ekspose, pencitraan ibu sangat kencang berhembus dan digalakan bahwa "Surga ditelapak kaki Ibu" namun seberapa banyak orang yang mengabarkan atau menceritakan tentang ayah/bapak? Tak banyak dan sedikitlah yang menceritakan tentang sosok lelaki tangguh sebagai kepala keluarga kita. Padahal Bapak memiliki posisi yang cukup penting dalam kehidupan kita. bagaimana dia mengawasi kita dari kejauhan tanpa kita sadari. Terlalu banyak cerita tentang sosok kepala keluarga ini. Selalu akan ada cerita bagi sosok yang satu ini. Entah suatu hari ini gw akan menjadi kepala keluarga atau apalah, yang jelas gw sangat sensitifkan hal ini.

Selain dari suduk yang kepala, gw selalu tertarik akan anak belita yang sedang dibawa sang bapak. Entah kenapa seorang anak yang dekat dengan bapaknya tampak lebih bahagia atau fresh ketimbang pemandangannya. Gw terlintas dalam onak gw, akankah suatu saat nanti anak gw kelak akan bisa dekat dengan saya? akankah anak gw kelak bisa membuka segala isi hatinya, bercerita kepada gw apa adanya? Gw berpikir suatu saat nanti anak gw kelak harus bisa lebih bahagia ketimbang gw, lebih cerdas dari pada gw, ataupun lebih bermoral dari pada gw. Ingin sekali gw mengantarnya kesekolah, menyuapinya bermain, melihat anak gw kelak tumbuh besar menjadi anak yang riang, bersemangat, bermental positif, dan bisa meraih cita-citanya. Mungkin ini terlalu dini bagi gw untuk memikirkan ini, namun salah satu hal yang sering gw pikirkan adalah ini. Hampir disetiap perjalanan gw ke kampus, gw terpikirkan oleh itu. Entah apa kata orang lain yang berpikir gw ini tua ataupun konservatif, namun This is me!

"TERIMA KASIH KEPADA KEDUA ORANG TUA KU TERUTAMA BAPAKKU YANG SENANTIASA MENGINGATKAN KU UNTUK SOLAT 5 WAKTU"

No comments:

Post a Comment