Sebelum menulis, saya akan berterima kasih kepada Charles Babbage yang telah menemukan komputer yang dapat diprogram serta Dr. John W. Mauchly dan J. Presper Eckert, jr yang telah merakit komputer pertama didunia ENIAC (Electronic Numerical Integrator And Computer). Berkat sumbang sih mereka, maka segala kebutuhan duniawi masyarakat dapat dipenuhi.
Dahulu kala sekitar tahun 50-an, band-band yang ada di Indonesia sangatlah jarang sekali. Saya pun hanya bisa menyebutkan The Tielman Brothers sebagai band yang saya tahu saat ini. Terima kasih kepada ALLAH SWT yang sangat pemurah, memberikan manusia akal pikiran sehingga teknologi dan ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan pesat. Tahun tiap tahun kemajuan teknologi kian berkembang dan studio band atau pemilik alat musik modern kian ramai sehingga di tahun '60-'70 lahirlah Koes Plus, D'Lloyd, Pambers, Mercy's sebagai musisi yang kondang di era saat itu sampai sekitar tahun '80-an mereka tetap raja musik Indonesia. Pada era orde lama macam itu, studio musik dan alat musik modern pada awamnya hanya dimiliki oleh segelintir orang dan tak semua kalangan dapat memilikinya. Kemajuan dan membuat band di tahun seperti itu dianggap hanya orang-orang tertentu saja yang mampu; akan tetapi sekali lagi akal pikiran yang diberikan ALLAH SWT memecahkan semua itu dengan teknologi yang diberi nama MIDI.
MIDI yang merupakan singkatan dari Musical Instrument Digital Interface, suatu protocol standar industri yang memungkinkan perangkat musik elektronik seperti synthesizers maupun drum machines serta perangkat elektronik lainnya seperti MIDI Controllers, sound cards maupun sampler untuk berhubungan, melakukan komunikasi serta proses sinkronisasi satu sama lain. Berbeda dengan media analog, MIDI tidak melakukan transmisi audio signal, melainkan mengirim semacam messages berupa pitch atau intensitas, control signals untuk parameter seperti volume, vibrato dan yang lainnya. Teknologi MIDI ini mulai diperkenalkan ke seluruh dunia pada tahun 1982. Pengenalan teknologi MIDI di Indonesia pada awalnya semacam diangkut oleh para buruh nada seperti Fariz RM dan Harry Roesly. Hingga sampai saat ini banyak sekali musisi local kita yang mengaplikasikan teknologi MIDI ini pada karya mereka. Mari kita sebut saja Goodnight Electric, Zeke Khaseli, Saykoji, dan sebagainya.
Kedatangan teknologi MIDI di Indonesia bagaikan hujan yang berhembus di tanah yang subur, banyak orang hebat yang dapat menciptakan musik namun tak tahu harus bagaimana merealisasikannya. Kendala-kendala yang diciptakan oleh teknologi bermusik analog seperti biaya yang mahal, proses yang berat, perlu waktu yang lama, serta perlu tenaga lebih untuk memainkannya dapat diatasi MIDI. Cukup bermodalkan komputer, synthesizers, MIDI Controllers, software digital, sound cards, sampler, dan ruang sempit alias kamar tidur maka anda dapat menuangkan gagasan bermusik anda.
Goodnight Electric pada awalnya sebuah proyek kamar seniman hebat Henry Irawan alian Henry Foundation. Ia menciptakan lagu-lagu Goodnight Electric berdasarkan perlengkapan yang dia punya yaitu komputer. Saat ini, Goodnight Electric adalah sebuah grup musik yang telah tersohor dan acap kali merasakan udara di luar Indonesia.
Zeke Khaseli, saudara dari Amy Gumlar dan ipar dari Taufik Hidayat, memulai proyek solonya "Salacca Zalacca" di kamarnya. Bermodalkan teknologi MIDI sampai akhirnya dia menciptakan puluhan lagu dalam sebulan. Sebuah pencapaian yang fantastis bagi saya dan mungkin angka sebanyak itu tak bisa dicapai apabila menggunakan alat musik analog pada umumnya.
Contoh di atas merupakan sebuah bukti bahwa musik dapat terlahir dari sebuah kamar. Tak hanya bayi ataupun suara kegaduhan yang dapat keluar dari kamar, namun musik pun dapat terlahir dari tempat tersebut. Ketika anda mempunyai gagasan atau ide brilian tentang bermusik, segarakan menunaikan ibadah terlebih dahulu, kemudian segera tuangkan gagasan tersebut dengan teknologi MIDI ini. Simple, praktis, cepat, ringkas, dan tak memerlukan proses yang tak jelas adalah keunggulan dari MIDI. Sebuah teknologi brilian ketika di jaman serba cepat ini kita dituntut untuk bisa cepat dan tepat.
Keep abstrak and Absurd!
Goodnight Electric pada awalnya sebuah proyek kamar seniman hebat Henry Irawan alian Henry Foundation. Ia menciptakan lagu-lagu Goodnight Electric berdasarkan perlengkapan yang dia punya yaitu komputer. Saat ini, Goodnight Electric adalah sebuah grup musik yang telah tersohor dan acap kali merasakan udara di luar Indonesia.
Zeke Khaseli, saudara dari Amy Gumlar dan ipar dari Taufik Hidayat, memulai proyek solonya "Salacca Zalacca" di kamarnya. Bermodalkan teknologi MIDI sampai akhirnya dia menciptakan puluhan lagu dalam sebulan. Sebuah pencapaian yang fantastis bagi saya dan mungkin angka sebanyak itu tak bisa dicapai apabila menggunakan alat musik analog pada umumnya.
Contoh di atas merupakan sebuah bukti bahwa musik dapat terlahir dari sebuah kamar. Tak hanya bayi ataupun suara kegaduhan yang dapat keluar dari kamar, namun musik pun dapat terlahir dari tempat tersebut. Ketika anda mempunyai gagasan atau ide brilian tentang bermusik, segarakan menunaikan ibadah terlebih dahulu, kemudian segera tuangkan gagasan tersebut dengan teknologi MIDI ini. Simple, praktis, cepat, ringkas, dan tak memerlukan proses yang tak jelas adalah keunggulan dari MIDI. Sebuah teknologi brilian ketika di jaman serba cepat ini kita dituntut untuk bisa cepat dan tepat.
Keep abstrak and Absurd!
No comments:
Post a Comment