Friday 22 July 2011

Menghargai Diri Sendiri

Kian seiring perkembangan jaman, kesibukan lalu lalang menjadi sebuah rutinitas padat dalam jarak waktu 24 jam. Banyaknya hal yang dikerjakan membuat kita sibuk akan hal-hal besar dan mulai melupakan hal-hal kecil yang sering kita anggap sepele. Sebuah hal kecil yang terlupakan ini merupakan sebuah kunci sukses dalam menghadapi kegilaan rutinitas yang kian padat dan tak berkesudahan. Sebuah sikap yang mulai diabaikan dan itu adalah "menghargai Diri Sendiri".

Banyak aspek dalam menghargai diri sendiri. Berbagai sisi vital kehidupan dimulai bagaimana diri kita, ourself, memahami dan bertindak sesuai dengan semestinya. Dimulai dengan yang simple yakni berdandan dan tata cara berpakaian. Memang berdandan dan berpakaian adalah sebuah kebebasan dalam bereskpreksi dan bertingkah. Tak ada yang salah dalam kebebasan hanya saja akan ada selalu koridor batasan dalam setiap kebebasa. Bisa kita lihat bagaimana orang-orang tua jaman dahulu ketika mereka berpakaian. Baju kemeja atau kaos berkerah hasil seterikaan rapih mulus, celana bahan yang rapih dan tak kusut, model rambut yang klimis berminyak rapih, serta sepatu yang tampak selalu bersih dan mungkin di cuci setiap harinya. Mereka menghargai diri mereka dengan cara memberikan balutan bersih, rapih, dan terbaik untuk diri mereka sendiri. Berbeda kontras dengan anak-anak muda jaman sekarang berpakaian, kaos oblong, celana jeans, dna sendal jepit pun sudah cukup untuk mengantar mereka menerjang hari-hari mereka dalam keseharian. Tak ada yang salah namun saat ini jaman yang telah berbeda dan perlahan dan tak sadar kita mulai tak memperhatikan diri sendiri.

Fashion merupakan salah satu aspek menghargai diri sendiri secara jasmaniah atau tampilan mata, bagaimana dengan menghargai diri sendiri secara rohaniah? Sudahkah saat ini menghargai diri ini secara rohanian. Orang jaman dulu mayoritas memiliki mental yang lebih teruji dan memang sudah terbukti juara. Bagaimana dengan keterbatasan yang dimiliki mereka selalu berusaha untuk mencapai maksimalitas terhadap yang mereka hadapi dan kepekaan yang mereka miliki menjadi sebuah kunci tersendiri dalam mengenali diri mereka pribadi. Semangat untuk selalu maju dan move on menjadi sebuah keinginan yang hampir dimiliki setiap orang pada jamannya. Bagaimana dengan sekarang? Semangat tentu anak muda sekarang memiliki semangat yang sangat baik dan kemauan yang keras sekeras platina namun ketika berbicara tentang mental, saya merasakan mental anak-anak jaman sekarang tidaklah seteruji mental anak-anak jaman dahulu. Entah keadaan sosial yang lebih berat atau entah aspek-aspek disekitar yang membuat mental anak-anak muda jaman sekarang kurang mumpuni. Banyak anak-anak remaja yang hidup dalam dunia angan-angan sehingga mereka lupa bagaimana merealisasikan angan-angan tersebut. Dalam bahasa saya akan menyebutkan "hidup dalam bayang kegalauan".

Sekarang bagaimana dengan anda menghargai diri anda sendiri? itu tindakan anda pribadi. Ini bukanlah kebenaran tunggal dan generalisasi atas semua realitas sosial yang ada. Saya yakin masih banyak orang di luar sana yang masih menghargai diri mereka dengan baik sebagaimana mereka menghargai apa saja yang mereka angungkan.

keep absurd dan abstrak, mafro!

No comments:

Post a Comment