Thursday 10 November 2011

Pahlawan

Berbagai defini bebas terucap untuk mendeskripsikan kosakata Pahlawan. Setiap orang dan setiap pengalaman memiliki hak untuk menciptakan bagaimana kata pahlawan memiliki posisi pada benak disetiap orang-orang. Tiada kesamaan dalam memposisikan pahlawan tak menjadi masalah ketika semua memang memiliki persepsi masing-masing. Tiada kebenaran tunggal mengenai hal ini.

Bagi saya, pahlawan bukan hanya sekedar sosok yang heroik dan gagah berperang ditengah kecamuk perang ala holywood. Mengangkat senjata di medan laga menuju cita-cita dengan tangis darah. Sosok tangguh dan luar biasa yang membuat saya tumbuh berkembang menikmati laju keras kehidupan. Berkarakter dan sungging senyum yang memang tergurat indah dalam hati dan kenangan abadi. Mendidik bagaimana hidup mandiri, disiplin, dan orang yang selalu mendukung cucunya yang bengal ini. Yes, You're my hero (Alm.) H. Ibrahim!


Mungkin, beliau bukan hanya pahlawan bagi saya sendiri namun menjadi pahlawan bagi setiap orang yang mengenal beliau. Sikapnya yang terkesan galak dan disiplin menunjukan bagaimana garam yang ditelannya memang sangat asin hingga sepat. Merantau dari Tanah Rencong menuju Sunda Kelapa soerang diri bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, dibalik sikap kakunya tersebut, terselip sebuah perasaan yang memang pantas untuk menyematkan dirinya sebagai pahlawan oleh orang-orang yang mengenal beliau. Lupakan seberapa banyak harta yang dipunya, setinggi apa jabatan yang dipangku, atau sekuat apa berteriak namun tetaplah beliau adalah sosok yang rendah hati dan bersahaja.

Mengenal beliau? mungkin tanpa pertolongan beliau, saya tak bisa mengguratkan tinta-tinta kelam di dunia ini. Menjadi anak kecil yang bengal dan selalu merusak apa yang ada adalah masa kenangan yang terlukis di Drompol 22. Vas bunga, kaca jendela, meja, kursi, bahkan televisi dirumah beliau sudah menjadi korban kebengalan saya sampai 5 tahun. Bisa dibilang secara kasar, beliaulah salah satu sosok yang memberikan asupan gizi dan moral-moral melalui tangannya yang kekar meskipun diusia senja. Bahkan ketika beliau sampai pada akhir hidupnya, beliau selalu mengajarkan cucunya tentang moral, semangat, dan tetap rajin belajar. Sebuah penyesalan terbesar saya adalah, saya tak sempat mengucap pamit ketika nafas terakhir dihembuskan. Namun saya peracaya, meski jasadnya telah tiada, beliau akan selalu ada di jiwa saya untuk selalu menjadi pahlawan hidup saya.
Selamat hari pahlawan, dan saya rindu akan padamu, kek!

No comments:

Post a Comment