Thursday, 24 November 2011

Penampilan Mengumbar Paha, Lirik Mengumbar Selangkangan

awalnya aku cium-ciuman
akhirnya aku peluk-pelukan
tak sadar aku dirayu setan
tak sadar aku ku kebablasan ...

Lirik di atas merupakan penggalan dari lagu Hamil Duluan yang sempat heboh di dubbing oleh duo Mojang Bandung, Shinta dan Jojo. Usai tenar dibawakan Shinta - jojo, dentangan dangdut ini menjadi lagu kebangsaan bagi hampir disetiap orkestra dangdut di tanah air. Liriknya yang sangat jelas menggambarkan dengan frontal keadaan masyarakat saat ini, ditambah oleh biduan dangdut berdandan aduhai yang membawakan menjadi sebuah magnet bagi para penonton yang mayoritas adalah lelaki. layaknya buaya diberi daging maka berebutlah mereka untuk maju kedepan sekedar untuk berjoget bersama atau sekedar memberikan saweran.

Musik dangdut bukanlah musik yang hina dan saya bukanlah orang yang anti terhadap genre musik ini. Beberapa belas tahun silam, saya termasuk anak kecil yang menikmati musik dangdut. Meggy Z, Evi Tamala, Irfan Mansyur, ataupun Iis Dahlia sudah menjadi sarapan pagi sebelum pergi kesekolah. Lirik yang sangat Indonesia dan teknik vokal yang khas menjadi daya tarik tersendiri. Akar tema dari musik dangdut sendiri adalah keseharian sosial Masyarakat Indonesia sendiri sehingga wajar dangdut menjadi musik rakyat.

Orkes Melayu Sera
Beranjak menuju dewasa ini, dangdut tampaknya sudah berubah menjauh dari bentuk awalnya. Keseharian masih menjadi sebuah pakem mendasar dalam menciptakan tema namun pengemasanya sangat berbeda. Saat ini bernyanyi dangdut tidaklah perlu teknik vokal dengan cengkok dangdut ataupun penggunaan Bahasa Indonesia yang sopan namun Berseni. Cukup suguhkan paha dan dada kemudian bergoyang bak menjajakan diri menjadi pengemasan dangdut masa kini. Belum lagi lantunan kata-kata yang erotis penggugah nafsu syahwat menjadi doa-doa para biduan dangdut agar shownya kian laris dan saweran mengalir deras.  Belum lagi ketika anak-anak kecil yang tak mengerti apa-apa yang mendengarkan lagu ini., racun syahwat mendoktrin otak kecil mereka. Apabila ini adalah pencitraan dari keseharian sosial Masyarakat Indonesia, maka sudah sampai pada tahap semacam inikah keadaan Bangsa Indonesia?

Mengkhawatirkan adalah sebuah tahapan yang sudah dicapai saat ini. Sudah sampai rusak semacam ini kah musik dan selera masyarakat kita? Entah apa yang ada dibenak kalian namun percaya musim semacam ini akan bertahan lama.

Keep absurd and abstrak!

No comments:

Post a Comment