Sunday, 10 March 2013

Mimpi Mulai Datang Perlahan

Tiada yang menyangka dengan 7 tahun silam. Seorang anak remaja tanggung yang baru saja menginjak masa Putih Abu-Abu, hanya kosong dan kelam. Duduk manis di rumah memandang segala sesuatunya hanya melalui cerita. Mendengar, mendengar, dan mendengar. Ekspesi yang datar serta mimpi hanya bisa dimasukan kedalam sebuah kaleng kosong. Bakat? tiada bakat yang dipunyai oleh remaja ini. Menggambar? cuma sebatas pemandangan anak SD, Menyanyi? ia adalah penyanyi kamar mandi, kemampuan berbahasa? tutur katanya majemuk bertingkat-tingkat, ataupun kecerdasan otak? sudahlah hanya rapot yang menjawab hal tersebut.

Setiap hari hanya memandang takjub orang lain. Mereka bercerita dengan gagahnya, berekspresi dengan liarnya, serta rasa hormat yang mendalam yang mereka terima. Bagi anak kecil rumahan yang tingkah dan terbatas dengan segala hal. Batasan memang selalu ada dan demikian absurd untuk diceritakan pada masa itu.

Waktu perlahan berjalan dan tidak pernah mundur, entah apa yang telah digariskan oleh SANG KUASA memberikan ceritanya sendiri. Detik demi detik yang disyukuri memberikan nikmatnya sendiri. Lambat laun ada sebuah alur untuk mendapatkan itu semua. Mimpi-mimpi yang terdahulu berada di dalam kaleng kosong yang dingin mulai dikeluarkan dan membuat keajaiban. Memberikan warna dan goretan cerita di dalam ketas kosong untuk diceritakan.

Dahulu bermimpi untuk menjadi musisi yang memiliki musik sendiri dan bergaya diatas panggung, namun siapa kita saat ini pun tetap tidak menjadi musisi dan sudahlah itu berlalu. Akan tetapi berdiri dan bergaya diatas panggung? sudah cukup pernah merasakan.

Bertemu dengan orang-orang yang hanya berdiri jauh di depan sana dan hendak digapai oleh ratusan orang lainnya. Kini mereka berada disebalah dan saling berbagi cerita. Bercengkrama, dan bahkan kompilasi.
Pembuatan Dokumentasi Foto Efek Rumah Kaca Live In Lokananta
Dahulu hanya bisa memandang takjub atas karya orang lain, kini perlahan mulai membuat karya sendiri dan orang lain mulai memberikan atensi mereka atas keringat tangan yang bercucuran. Mereka berkomentar dan memberitakan itu kepada teman pencerita mereka. Menjadi buah bibir, pro maupun kontra, dikalangan. Apresiasi yang terjadi memberikan pencerahan.

Mimpi-mimpi yang mulai berdatangan dan tergapai, kini mendatangkan kembali mimpi. Semua kembali bisa digoreskan dan semua hanya berasal dari mimpi. Bermimpilah dan kemudian bangun dari tidurmu. Lanjutkan mimpimu di alam nyata.

No comments:

Post a Comment