Monday, 22 April 2013

"Daur, Baur" Pandai Besi: Sentuhan Baru, Materi Lama

Bagi penikmat dan pengamat scene indies Indonesia, beberapa bulan belakangan ini ramai diperbincangkan tentang Pandai Besi. Mungkin sebagian orang banyak yang tidak familiar dengan Pandai Besi, namun apabila menyebut Efek Rumah Kaca (ERK) maka semua akan termangut paham. Pandai Besi merupakan sebuah project sampingan Efek Rumah Kaca disela-sela pengerjaan album ke-3. Untuk mengatasi kebosanan memainkan lagu-lagu dari dua album mereka, Efek Rumah Kaca membuat unit khusus yang mengaransemen lagu-lagu dari dua album terdahulu. Unit Arransmen itu bernama Pandai Besi. "Daur, Baur" hadir atas buah kesenangan Pandai Besi.

Biasanya project sampingan hanya untuk bersenang-senang mengatasi kebosanan, tapi ketika senang-senang itu menjadi sebuah project serius maka direkamlah lagu-lagu arransmen Pandai Besi. Dimana 9 lagu Efek Rumah Kaca kemudian di acak-acak kembali oleh Cholil Mahmud (vokal, gitar) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum) ditambah Airil “Poppie” Nurabadiansyah (bas), Andi “Hans” Sabarudin (gitar), Muhammad Asranur (piano), Agustinus Panji Mahardika (terompet), dan Nastasha Abigail serta Irma (vokal latar). Keseriusan ini ditambah dengan pengerjaanya arransmen ini sendiri dilakukan di Studio Lokananta. Sebuah Studio klasik dengan kekuatan magis musikalitasnya yang sudah teruji klinis.
Masalah materi lagu tidak usah dibahas karena hampir semua orang mengetahui bagaimana materi lagu yang dimiliki ERK sudah sangat mumpuni. Hal yang menarik yang sedikit dibahas adalah keseksian Pandai Besi dalam memporak porandakan lagu-lagu ERK dan kemudian membangun dengan interpretasi mereka. Hasilnya sangat menyegarkan, lebih meriah, dan lebih sexy. Menyegarkan karena jelas musik yang dihasilkan berbeda dengan arransmen baru, lebih meriah karena Pandai Besi berdiri atas delapan orang dengan kemampuan khususnya, serta lebih seksi dengan aura yang diberikan.

Hanya saja, entah karena saya menyaksikan dengan segenap indera perasa saat pengerjaan album ini atau kuping saya yang fals, sound yang dihasilkan ketika lagu ini sudah dipadatkan menjadi cakram tidak sesuai dengan apa yang saya rasakan saat lagu-lagu ini direkam. Bagi saya terasa sound yang dihasilkan saat usai direkam terasa lebih menggelegar dan lepas. Terlepas dari itu, saya ingin mengacungkan jempol untuk Lokananta. Bagaimana ruang studio dan tata akustiknya sungguh luar biasa. Suara yang dihasilkan terbilang cukup jelas dan denting demi denting setiap instrumen terasa. Tiada yang bercampur baur dan semua pas pada porsinya.

Selamat mendengarkan "Daur, Baur" dan nikmati hasil karya kalian semua (orang-orang yang terlibat crowdfunding). Rasakan daurannya, dan pada akhirnya, semua akan membaur di dalam Pandai Besi.

*Tulisan ini juga dimuat oleh Dean Street Billy's

No comments:

Post a Comment