Tuesday, 27 December 2011

Jurnalistik: INI KORAN Vol. 2

Satu Dari Tiga Ku Tercinta

Sunset dari lantai atas Solo Square
Matahari sore diufuk barat Kota Solo. Meski diambil dari kamera hp saya namun saya rasa ini masihlah indah dan masih terasa indah untuk dinikmati.

Sunday, 25 December 2011

Lagu-lagu Nasional, Kian Terlupa!

Melihat anak-anak SD berlari dan bermain kemudian mereka bersenandung layaknya dunia adalah surga bagi mereka. Guratan polos tanpa maksud ataupun tendensi terselubung masih menyinari wajah mereka. Senyum tulus dan kadang tangisan kencang pertanda bahwa mereka masihlah anak-anak yang butuh lidungan. Lindungan dari kedua orang tua, saudara, bahkan lindungan dari negara ini.

Berbicara soal negara, apakah anak-anak kecil ini tahu tentang negara? saya berharap mereka cukuplah tahu bahwa negara kita adalah Indonesia dan kita memiliki lagu-lagu nasional yang luar biasa. Lagu-lagu yang dapat menggubah semangat dan menggetarkan rasa cinta kepada tanah air kita Indonesia. Teringat sebuah momen dimasa kecil saya dimana saya pulang sekolah pukul 12 siang dan berjalan menyusuri rel untuk menuju rumah. Berjalan melewati panas dan keringnya hari tak mematahkan semangat untuk bernyanyi. Sehari-hari saya menyanyikan lagu-lagu nasional semacam Tanah Airku, Garuda Pancasila, ataupun Indonesia Raya. Bahkan terkadang saya menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini yang kini saya sadari liriknya tersebut cukup aneh dan tidak sesuai dengan jaman. Namun sudahlah lupakan lirik Ibu Kita Kartini, lagu-lagu nasional menjadi teman perjalanan pulang.

Sempat berpikir beberapa saat dewasa ini, masihkah anak-anak SD ini tahu dengan lagu-lagu nasional? Invasi musik pagi di pesawat televisi sepertinya tidak pernah membahas tentang hal tersebut. Upacara bendera? saya yakin mereka lebih memilih bersenda gurau ketimbang menyanyikan lagu-lagu Indonesia Raya dan lain-lain. Boys dan Girls band tampaknya saat ini menjadi lagu nasional mereka yang dengan lantang mereka nyanyikan. Belum lagi musik-musik pengumbar syahwat yang kini sedang populer menambah racun dalam dunia bermusik mereka. Apakah itu mendidik? yah tentu mendidik mereka menjadi penerus bangsa yang galau dan penuh hura-hura.

Kemanakah para musisi kita? tampaknya mereka semua sibuk berbicara tentang cinta dan kemalangan nasib mereka sendiri. Menunjukan skill dan gaya mentereng tanpa menghiraukan pesan moral yang mereka ingin sampaikan. Cinta adalah segalanya dan FUCK WITH THE OTHER! Tampaknya pada saat ini lagu-lagu nasional yang menggubah jiwa serta lagu anak-anak yang mendidik sudah menjadi cerita masa lalu yang siap untuk dikirimi karangan bunga kematian. Pada keadaan sekarang ini, Indonesia butuh sosok baru pengganti Pak Kasur, Ibu Sud, AT Mahmud, dan lain-lainya. Orang-orang yang pandai menciptakan lagu dan menaruh pesan untuk anak-anak di negeri ini.

Leonardo Ringo - Tanah Airku

Saturday, 24 December 2011

Contekan Album ke-2 Leonardo Ringo “It’s You”

Leonardo Ringo adalah seorang biduan lelaki yang sedang meroket namanya akhir-akhir ini. Sukses dengan album pertamanya, The Sun, tampaknya membawa sebuah angin segar bagi Leonardo dan para penikmat musik di Indonesia. Namun sudah tak terasa hampir 2 tahun sudah album The Sun rilis dan masih menjadi sebuah tanya kapan album selanjutnya keluar.

Leonardo Ringo | Click this picture if you want to hear "It's You"
Untuk menjawab sedikit kegelisaan para penggemarnya, Leonardo membocorkan salah satu lagu yang akan dirilis pada album ke-2 yakni It’s You. Meski lagu ini masih berbentuk demo dan belum selesai seutuhnya namun sentuhan jenius Leonardo sudah sangat terasa. Berbekal Cole Clark dan Iphone miliknya, dia merecord It’s You dengan cukup ciamik. Ditambah suara beratnya yang sexy, sentuhan Blues rock, serta liriknya yang mendalam cukup untuk membuat anda tercengang dan merenung. It’s You sendiri merupakan lagu yang berisikan tentang humanisme. Kesenjangan sosial dalam keseharian menjadi perhatian utama dalam tembang ini.

Sembari menunggu album ke-2 dari seorang Leonardo Ringo, anda bisa mendengarkan lagu ini sejenak sembari menerka bagaimana sound dari album selanjutnya. Akan tetapi masih terdapat sebuah pertanyaan yang mengganjal dalam diri saya, apakah Leonardo akan menelurkan sebuah album trilogy? Ketika album pertama, The Sun, saya berpikir adakah kaitannya dengan perkataan Budha Three things cannot be long hidden: the sun, the moon, and the truth.” Well, Lets it later!


*Tulisan ini juga ada di Reviewbastard.org



Monday, 19 December 2011

Satu Yang Penuh Dengan Tanggung Jawab

Janji dimasa kini selayaknya lirik-lirik yang tercoret dalam baitan nada. Janji sudah seperti manisan bibir yang terucap dalam kata-kata indah yang melegakan. Saat berucap, ketika doa tersebut, dan sebuah janji tercipta dengan manis. Ada apa dengan janji? Janji akan satu hal yang kita yakini dan penuh dengan tanggung jawab.

Ketika saya pertama kali mendaftar untuk Fiesta FM, saya sudah berjanji tentang kesanggupan saya saat screening. Sebuah janji yang sederhana dan masih saya pengang sampai saat ini. Padahal menilik sebelum penerimaan Fiesta FM, banyak sudah tawaran untuk masuk beberapa UKM lainnya dan itu sangat menggiurkan. Bahkan untuk satu tahun kemudian tawaran-tawaran tersebut masih ada dan makin amat sangat menggiurkan. Tuntutan dunia komunikasi serta skill menjadi sebuah syarat kehidupan kedepan. Bahkan jujur, saya pun seorang fotografer yang butuh akan bimbingan dan uluran tangan. Bergabung dengan UKM fotografi adalah sebuah wadah untuk saya pribadi. Namun saya sadar bahwa saya bukanlah orang yang rajin, pandai, bertalenta dalam mengatur hidup. Tak ingin mengecewakan Fiesta ataupun hal-hal yang lainnya, saya tak bergabung kemana pun dan tetap dengan satu organisasi.

Ada apa dengan satu? Satu kegiatan dari berpuluh-puluh kegiatan yang ada. Ketika mahasiswa, mayoritas, bergabung dengan banyak kegiatan ataupun kesibukan lainnya, maka saya kukuh atas satu. Satu pilihan yang saya yakini dan menjadi sebuah pertanggungan.Ketika mayoritas berpikir bahwa kuliah adalah ajang pencarian jati diri dan mencoba adalah jalan terbaik maka saya memiliki distorsi atas dasar pemikiran itu. Satu bukanlah sebuah hal yang main-main dan dapat digunakan sebagai kelinci percobaan. Untuk memegang satu dengan penuh tanggung jawab dan kesanggupan penuh sudahkah kalian meyakini itu? Heran saya dengan orang yang memegang banyak hal namun banyak pula hal-hal yang terbengkalai. Waktu berputar 24 Jam dan itulah keterbatasan manusia yang telah digariskan oleh Tuhan, untuk satu saja yang penuh dengan tanggung jawab mungkin akan kurang dan sangat terdesak.

Ini bukanlah sebuah tulisan provokasi ataupun sebuah visualisasi iri namun sebuah pergerakan akan kesadaran tentang satu dan menjadi janji. Sudahkan anda melakukan satu yang sudah anda janjikan dengan penuh tanggung jawab? Don't be selfish and look at around you.

Wednesday, 14 December 2011

TOSCA - Oh Nina

TOSCA  - Oh Nina


You're always in my mind oh you...
you'll see so much in me...
you'd always be my frog, you'd always be my....
you'll see so much in three...you'll see...

(I see) The world has turned to blue
(I see) The world has turned to yellow

We were nine and eleven oh we...
we'll see so much in us
We were Belle & Sebastian, singing in the rain
We'd dream so much of us...We'd dream..

(I see) The world has turned to blue
(I see) The world has turned to yellow

You're always in my heart oh you...
you'll see so much in me...
Even if we're apart, you'd always be mine


Music by Marselinus Krishna & Teguh Hari
Lyrics by Arief Nugroho & Teguh Hari
Mixing & Mastering by OC Cahyono at Zoundlab Studio,Sheffield, UK

Single Terbaru duo electronic Yogyakarta, Oh Nina, yang hanya dibagikan secara cuma-cuma untuk 50 orang saja. Bila Penasaran dengan Oh Nina, just follow them on @Ohninaband dan tunggu album terbaru dari mereka.

Tuesday, 13 December 2011

Jurnalistik: INI KORAN Vol. 1

Sebuah koran militan yang beredar di UNS Surakarta. Berbahaya dan jaminan mutu. Please welcome "INI KORAN" !
INI KORAN Hal. 1
INI KORAN Hal. 2
UNS PRES CARD

Sunday, 11 December 2011

AKSEN XVIII Bersama Endah And Rhesa

Pamflet Aksen XVIII SMA Negeri 3 Surakarta
Penampilan duo akustik, Endah And Rhesa, tampaknya menjadi sebuah alternatif untuk menutup akhir pekan. Endah And Rhesa tampil sebagai Guest Star di Aksen XVIII, acara pensi, SMA 3 Surakarta  (11/12). Acara yang digelar untuk ke-18 kalinya ini mengambil venue di Taman Balekambang setelah ditahun-tahun sebelumnya acara Aksen hanya berada digelar di sekolahan. Sebelum duo Endah And Rhesa menyapa Solo, Aksen XVIII telah dibuka oleh beberapa penampilan dari local scene seperti Popradio, Sweet Killer, dan Babylon.

Endah And Rhesa menyapa penonton dengan lagu Waiting yang diambil dari album ke-2 Look What We've Found. Hampir selama 30 menit pasangan suami istri ini menghibur penonton yang mayoritas remaja dengan lagu-lagu andalan mereka. I Wish You Were Here, I Don't Remember, dan When You Love Someone menjadi beberapa lagu pamungkas dalam aksinya kali ini. Bahkan Endah And Rhesa mengcover sebuah lagu lawas In The Jungle karya Solomon Linda tahun 1939. Tak hanya bermodalkan hits-hits mereka yang cimaik namun Endah And Rhesa menunjukan skill mereka dalam bermusik. Endah menunjukan bagaimana dia sungguh piawai dalam bermain gitar dan Rhesa dengan bassnya menjaga rhythm penampilan mereka. Sungguh sebuah  pertunjukan yang luar biasa.
Endah And Rhesa
Penampilan Endah And Rhesa di Balaikambang sedikit memiliki kesan tersendiri bagi mereka. Selain ini adalah penampilan perdana mereka di Solo, Solo merupakan kampung halaman dari Endah. Keluarganya berasal dari Sukoharjo dan sebelum tampil, Endah sempat mengunjungi nenek dan kakeknya yang sudah berumur 90 tahun. "Senang rasanya bisa manggung disini, keluarga saya asli dari solo ..." tutur Endah disela-sela penampilannya.

Untuk nenutup penampilan mereka, Endah And Rhesa membawakan Baby It's You yang dijamming dengan apik. Tampak kepuasan hadir di setiap raut wajah para penonton. Mereka tampaknya senang dengan panmpilan yang luar biasa dari Endah And Rhesa. Semoga Endah And Rhesa bisa segera untuk pulang kampung kembali.

Note:
Special thanks untuk Yudita Trisnanda (@YTrisnanda) untuk tiket AKSEN XVIII :)

Saturday, 10 December 2011

Rising Pop Rising Town #4: Penyegaran Diantara Penyeragaman

Beberapa hari yang lalu, saya sempat berceletuk di dunia maya bahwa pensi di Kota Solo sudah layaknya acara musik di tv. Keseragaman ini bukan berdasarkan sekeder penonton yang bergaya layaknya pembantu rumah tangga sedang bekerja ataupun anak SD yang sedang diajari menari, tapi lebih kepada musik yang disajikan. Dari panggung ke panggung, pensi ke pensi, bahkan cerita bermusiknya pun segaram. Band-band yang mengisi pentas seni seakan sudah tidak ada pilihan untuk menampilkan band-band lain. Panggung sudah dimonopoli dan pikiran anak-anak SMA sudah di pasang dengan kacamata kuda. Berbeda genre namun seragam dan itu melulu. Beruntung akhir pekan ini, ada sebuah penyelamatan. Setidaknya menjadi alternatif lain bagi yang bosan dengan yang itu-itu melulu. Rising Pop Rising Town kembali digelar untuk keempat kalinya dan masih dengan venue yang sama De Tree Laweyan.
Poster Rising Pop Rising Town #4
Bagi yang asing dengan Rising Pop Rising Town, gigs ini adalah sebuah bentuk pergerakan underground pop di Kota Solo. Sebuah gerilya band-band Solo dan sekitarnya untuk menunjukan taji bahwa Solo memiliki komunitas pop yang cukup aktif dan berbahaya.Mungkin Gigs yang hangat, saling menyapa, saling support, dan tiada batasan adalah gigs yang sebenar-benarnya gigs. selama ini Solo sedang membentuk diri sebagai salah satu barometer scene musik rock tanah air namun jangan lupa bahwa tidak hanya rock namun pop pun masih ada di Kota Bengawan ini. Berawal dari sebuah scene bersepeda dan kini Rising Pop Rising Town sudah menapaki episode ke-4. Semakin besar dan semakin beringas mengkampanyekan suara pop culter Kota Solo.
Kucing Disco
TIket Rising Pop Rising Town #4 | CD Answer Sheet | Krupuk Rambak Kucing Disco | Stiker Winter Issue

Rising Pop Rising Town #4 terjadwal untuk mulai membuka pukul 7 malam dan sedikit telat adalah lumrah lantas terlupakan. Seperti biasa sebelum masuk membeli karcis seharga Rp. 5000,- perak serta mendapatkan stiker. DI depan tampak terjaja dengan rapi beberapa rilisan band-band yang akan bermain dan saya sempat membeli salah satu rilisan yang dijajakan. Masuk venue sudah dihajar dengan band pertama adalah band tuan rumah Kucing Disco. Band Post Rock yang mungkin paling chaos dan ugalan-ugalan dalam acara ini. Lupakan suara melodi, beat yang terdelay, apalagi sound yang bersih. Full distortion dan stage act yang benar-benar terbuka. Semua dapat bernyanyi dan semua dapat berteriak tanpa ada sekat dan pembatas. Hal yang paling chaos dari band ini adalah merchendise yang mereka bagikan yakni berupa kerupuk rambak, krupuk kulit khas Solo, yang diberlabel band mereka Kucing Disco. Overall Kucing Disco adalah kucing paling berbahaya di Kota Solo.
Usai  Kucing Disco membuat huru-hara, saatnya local hero Kota Solo, Home Alone, ujuk kejantanan mereka. 5 jejaka tangguh menguasai panggung dan bermain lebih bersih ketimbang band sebelumnya. Mengusung rock dengan sedikit nuansa post dan melodic, sudah pokoknya mereka bermain, cukup menarik minat penonton. 4 Lagu mereka bawakan dan tampaknya sudah sangat cukup untuk menangkat tensi penonton, terutama para penonton yang baru saja memasuki De Tree.

Kemudian saatnya salah satu band tandang asal Jakarta pengusung psychedelic grungge, Televisi Hitam Putih, siap mengguncang De Tree. 4 pejantan berutubuh kurus dan dengan berjuta kejutan siap menghajar penonton. Setting alat yang cukup lama sempat menurunkan tensi penonton namun ketika gitar siap, tensi penonton seakan kembali pada titik panasnya.  Kasarnya distori, lirik yang sarkas, teatrikal panggung, serta peralatan bermusik yang dibawa sungguh mencengangkan. Dengan gitar, bass, drum, dan banyak pekakas sederhana yang mereka bawah sungguh mencengangkan. Sound-sound efek yang dihasilkan begitu alami akrab ditelinga. Mungkin dengan suara-suara semacam itu membuat teatrikal yang mereka bangun tampak sangat berhasil mengajak penonton merapat akan bibir panggung.

setelah panggung dikuasai oleh band asal Jakarta, Televisi Hitam Putih, kini saatnya band local kembali memegang kembali crowd Rising Pop Rising Town. Carment kembali bangkit setelah vokalis mereka Wisnu kembali dari entah berantah. Sempat memegang kendali dunia pensi di Kota Solo, tampaknya sisa kejayaan mereka masih terasa dan ditunggu oleh banyak orang. Menurut saya, Carment adalah band post rock dengan sound terbersih malam ini benar-benar luar biasa. Akan tetapi tampaknya faktor umur dan sudah lama vakum dari dunia band membuat penampilan mereka tidaklah segahar beberapa tahun silam. Beruntung Discomatematis masih mampu menaikan tensi crowd malam itu sampai pada titik pecah dan mereka berhasil.

Panggung kembali diambil alih oleh band asal Bekasi, Revolution Pop. Seperti nama mereka, Revolution Pop benar-benar membawa pop kedalam tatanan baru. Musik yang sedikit deep namun berhentak keras membuat fasih penonton untuk merapat dengan panggung. Sekilas melihat personil Revolution Pop tampak biasa saja dan kalem namun tunggu sampai biduan mereka menunjukan batang hidungnya. Anda mungkin akan merasa seperti Robert Smith, Jarvis Cocker, serta Brett Anderson merasuk kedalam tubuh vokalis mereka. Berdansa tiada henti, berteriak, melompat, serta menunjukan gimmick pesakitan membuat mereka merevolusi pop biasanya. Patut untuk disimak suatu saat nanti.

Setelah dari Bekasi, kini panggung diambil alih oleh Answer Sheet asal Yogyakarta. Yogyakarta kota pendidikan dan kota seni. Seniman serta musisi hebat akan selalu bermunculan dari Kota Gudeg ini. Anwer Sheet mengusung musik pop yang benar-benar fresh. Bermodalkan Ukulele mereka sudah bisa menciptakan hamonisasi nada-nada yang sangat lembut, tenang, dan sebagai pengantar untuk menikmati hidup. Tak salah ketika saya membeli CD mereka dan harganya pun cukup fantastis Rp. 10.000,-. Ketika biasanya dengan uang segitu anda hanya mendapatkan kebab, maka kali ini dengan Rp. 10.000,- saya mendapatkan sebuah karya yang luar biasa berkarakter. Berucaplah syukur mereka yang lahir di Yogyakarta dan memiliki talenta berbakat.
Leon's Labyrinth
Leon's Labyrinth kembali mengangkat crowd yang dingin setelah Answer Sheet dengan musik slow rock mereka. Leon's Labyrinth mengingatkan saya akan musik-musik rock jaman dulu semacam U2 dan mereka sungguh menyenangkan. Simple namun memiliki karakter yang berbeda dengan band-band yang telah mengicipi panggung Rising Pop Rising Town #4. Untuk Leon's Labyrinth saya minta maaf karena jujur saya tidak mendapatkan feel untuk menikmati kalian.
Winter Issue
Band puncak kali ini di bawa pengang oleh Winter Issue asal Bekasi. Band brith pop yang memiliki personil seorang wanita nan aduhai ini sangat menarik untuk disaksikan. Suara vokalis utama mereka sungguh bulat serta beat yang up membuat sepanjang penampilan mereka sungguh luar biasa mengoyangkan tubuh. Apalagi dengan aktifnya sang biduan berinteraksi dengan penonton membuat semua merasa nyaman bersama Winter Issue. Sound yang dihasilkan pun cukup segar dan menurut kuping saya yang fals ada beberapa sound yang mirip dengan Radiohead. Akan tetapi memiliki sound yang sama dengan Radiohead atau tidak, Winter Issue benar-benar membahagiakan untuk penonton Rising Pop Rising Town.

Acara berkhir? Yak MC sudah menutup acara tersebut dengan Wasalamualaikum namun sebuah band susulan baru saja hadir dari panggung sebelah. Ketika beberapa hari yang lalu saya galau untuk menonton Carment atau Festivalist, maka di Rising Pop Rising Town mereka datang secara mendadak. Tampaknya gong acaranya memang siap untuk ditabuhkan dan menjadi semacam acara after party Festivalist. Satu hari Dua Festival mereka sambangi. Tampak rajut kelelahan dimuka masing-masing personil namun tampaknya Festivalist tahu bagaimana cara bersenang-senang. 4 lagu, tanpa berikade, full body contact, serta gelak tawa sorak gembira mewarnai panggung Festivalist. Festivalist menutup after party mereka dengan doa "Mati Muda". Sedikit sedih ketika Hari Peradaban Terakhir urung dibawakan namun sudahlah mereka luar biasa malam ini.
With Farid Stevy (Festivalist)
Jam menunjukan pukul 12 tepat dan ini pertanda acara benar-benar usai. Acara ditutup dengan bau asap rokok yang bercampur alcohol, telinga yang berdengung, mata pedas, suara habis, serta kebahagiaan yang tak terhingga. Sebuah gigs yang luar biasa dan benar-benar jarang di Kota Solo. Perlu sebuah apresiasi besar pada acara ini dalam membanggun sebuah scene pop di Kota Solo dan semoga Dean Street Billy's bisa membuat sebuah scene yang benar-benar merangkul band-band pop di Kota Solo.


Monday, 5 December 2011

Kado Natal Dari Stereomantic

Natal sudah dekat dan kini para musisi kembali meramaikan dunianya dengan lagu-lagu rohani penyambut Natal. Berbondong-bondong para musisi membuat lagu penyambut suka cita Natal. Sebut saja Maria Carey, John Mayer, dan masih banyak lagi. Bagaimana dengan musisi local? tenang saja karena Stereomantic sudah mempersiapkan kado Natal bagi pencinta mereka.


Duo electronic pop asal Jakarta, Aroel dan Maria, sudah bersiap menyambut natal. Terbukti dengan ini Stereomantic sudah mempersiapkan sebuah single penyambut Natal yakni Last Christmas. Sebuah hits lawas dari Wham! yang mungkin menjadi anthem umat Kristen. Sudah puluhan mungkin ratusan musisi mengcover ulang lagu ini dan saat ini saatnya Stereomantic memberikan sentuhan pop electronic mereka pada hits ini. Belum lagi sentuhan suara Maria yang seperti biasa lembut dan menyejukan hati sangat pas untuk menyanyikan lagu ini.

Bagi yang penasaran dengan Last Christmas versi Stereomantic kalian bisa mendapatkan ini secara dengan cara cukup klik pada gambar diatas. Namun single Last Christmas ini tidaklah gratis dan harus membayar. Bukan uang ataupun credit card yang digunakan untuk membayar namun twitter adalah mata uangnya. Seperti apa prosesnya? silahkan download saja dan nikmati cara pembayaran serta single Last Christmas hasil gubahan Stereomantic.

www.stereomantic.com
@Stereomantic


*Tulisan ini juga di muat reviewbastard.org

Monday, 28 November 2011

Bercerita Akhir Pekan Bersama Gugun Blues Shelter

Jujur saya bukanlah orang yang intim dengan musik-musik Gugun Blues Shelter. Saya hanya sekedar mengetahui sebagian cerita mereka di akhir-akhir ini takala mereka menang dalam sebuah festival band yang memberangkatkan mereka menuju Hyde Park London. Semenjak itu saya baru mulai memperhatikan gerak-gerik militan mereka di kancah musik Indonesia. Hal pasti yang saya tahu mengenai Gugun Blues Shelter hanyalah mereka band blues Indonesia dan hits mereka, Jangan Berkata Dalam Hati, yang menjadi Jawara 7 jaman 107.7 FiestA FM dalam beberapa pekan. Pada akhirnya kemarin (27/11) Gugun Blues Shelter berkesempatan untuk menampilkan kualitas mereka yang tersohor.

Gugun Blues Shelter tampil dalam sebuah acara yang digagas oleh salah satu produsen rokok di Kampoeng Ikan Lor In. Sebuah kesempatan langka untuk Gugun Blues Shelter sendiri karena show ini merupakan show pertama mereka di Solo dan bagi penonton, jelas ini adalah sebuah show yang syarat akan skill dan menghibur. Sangat menjanjikan dan yang jelas buat saya sendiri ingin tahu seperti apa Gugun Blues Shelter yang kerap digembor-gemborkan oleh kolega saya Fikri Aziz dari Jakarta Stage.

Soloensis
Acara dimulai pukul 19.00 WIB dan tampaknya benar tepat waktu adanya acara itu dimulai. Sebagai pemanasan, terdapat band pembuka yakni Soloensis. Saya tak bisa banyak komentar tentang mereka karena saya datang terlambat dan tidak menyaksikan bagaimana penampilan mereka secara utuh. Akan tetapi dari satu lagu yang saya saksikan dan itu merupakan lagu terakhir, mereka membawakan sebuah hits dari AC/DC. Cukup mencengangkan ketika Soloensis membawakan AC/DC karena di Solo sendiri tak banyak band-band yang membawakan musik-musik Hard Rock semacamnya. Bagi Saya Soloensis sukses mengcover lagu dari AC/DC karena mereka mengarrasment dengan sound mereka sendiri. Tapi tampaknya penonton berkata lain, cukup dingin sambutan yang diberikan kepada band rock and roll asal Solo tulen.

Sweet Killer
Kelar Soloensis mencoba membangkitkan tensi para penonton, majulah band pembuka kedua yakni Sweet Killer. Bagi penikmat musik di Kota Bengawan dan para ABG mungkin nama Sweet Killer bukanlah nama yang asing di gendang telinga mereka. Bisa dibilang Sweet Killer adalah role mode untuk band-band rock and roll di Solo. Mereka langsung menghajar panggung dengan lagu andalan mereka "Abidin" dan menurut saya Sweet Killer tampak berbeda malam itu. Dari segi penampilan mereka terlihat sangat rapih, necis, dan berseragam. Segi atraksi panggung, mereka lebih kalem dan tampak seperti anak mami yang malu-malu untuk tampil. Bukan mengecilkan atau pun sumbang namun atraksi malam itu sungguh mirip dengan atraksi The Changcuters. Bahkan joke-joke yang dilantunkan oleh vokalis Sweet Killer, Galih, terasa garing dan menurunkan tensi penonton. Malam yang cukup buruk bagi Sweet Killer di Rock Moment.

Terdapat jeda yang cukup panjang untuk peralihan dari Sweet Killer menuju Gugun Blues Shelter. Entah untuk set alat atau memang teknis panitia yang tidak terkordinasi dengan baik sehingga lumayan garing menunggu. Akan tetapi musnah ketika Gugun (Gitar - Vox), Jono (Bass), serta Bowie (Drum) masuk kedalam stage dan telah di tunggu oleh sekitar 100 orang lebih. Penampilan pertama dibuka oleh "Ikuti Langkah" yang dimedley oleh "Old friend". Sontak sorak sorai penonton menyambut lengkingan gitar Gugun. Dua lagu ternyata cukup untuk langsung mengangkat tensi penonton yang sedari bisa dibilang dingin dan terbukti Peluh keringat sudah membasahi baju tiap-tiap penonton serta Gugun Blues Shelter. Atraksi yang sangat skillful, bertenaga, dan atraktif membuat musik mereka sangat menenyangkan untuk disaksikan. Women, When I see You Again, Soul On Fire, Jangan Berkata Dalam Hati, dan Give You Love menjadi bagian dari set list mereka dalam memanaskan Minggu malam. Hampir satu setengah jam Gugun Blues Shelter memberikan aksi terbaik mereka dan berkali-kali mendapatkan respon yang baik dari pecinta musik blues malam itu. Hal yang paling menyenangkan dari malam itu adalah ketika berkali-kali Jono mengambil alih mic dan mulai bersapa hangat dengan penonton. For Your Info, Jono adalah seorang ekpatriat yang nama aslinya adalah John. Bisa ditebak bagaimana lucunya Jono ketika dia berbicara dalam Bahasa Indonesia dan berbicara dalam Bahasa Jawa. Gelak tawa penonton menyambut aksen Jono yang aneh dan gila. Sampai pada pukul 22.30 WIB, Gugun Blues Shelter membawakan "Spinning Around Me" yang lagi-lagi di medley dengan "Turn It On". Total Gugun membawakan sekitar 16 lagu mereka dan kebanyang bagaimana puasnya penonton malam itu. Saya sendiri tak habis kagum kepada Gugun dengan skill gitarnya yang luar biasa dan stamina yang luar biasa dalam bernyanyi. Tak salah maka ketika mereka didaulat untuk sepanggung dengan The Killers ataupun Rod Steward. Malam itu saya pulang dengan perasaan bahagia dan takjub akan kualitas musik Indonesia yang mencengangkan.
Bowie I
Bowie II
Gugun I
Gugun II
Jono I
Jono II

Saturday, 26 November 2011

Saya Suka Ekspresi #9

Foto anak menangis yang kehilangan orang tuanya

Bangkutaman: Balaikambang Taman Sesungguhnya

Grup Folk asal Jakarta, Bangkutaman, kembali menyapa para penggemar musik cutting edge Kota Solo. Tak terasa hampir 2 tahun kedatangan mereka terakhir pada acara Jangan Marah Record Tour, kini Bangkutaman kembali unjuk gigi. Masih dengan nuansa yang sama namun perbedaanya ini adalah mereka datang setelah merilis Ode Buat Kota yang menjadi album ke-3 mereka.

Bangkutaman membuka pertunjukan dengan melantunkan Alusi. Cukup banyak yang menyanyikan dan tak tampak panas menghalangi niat para penggemar Bangkutaman untuk maju merapat. Lagu ini serasa mengingatkan kita untuk tidak sombong dan merasa diri kita adalah kebenaran tunggal.

Usai Alusi dan Bang Wahyu Nugroho alias Acum bercerita ini adalah pertama kali Bangkutaman tampil ditengah taman yang benar-benar taman. "Ini nih taman, pohon-pohonnya rindang dan rumputnya banyak yang hijau ..." ujar vokalis yang selalu menggunakan penutup kepala ketika sedang tampil bersama Bangkutaman.

Dan untuk menutup atraksi mereka yang kurang lebih berdurasi 30 menit, Bangkutaman menyanyikan lagu Catch Me When I Fall yang dimedley dengan Ode Buat Kota. Kontak paduan saran terbentuk melantunkan dua lagu andalan dari bangkutaman ini. Terasa dengan hikmat bagaimana kedua lagu ini dinyanyikan dan benar-benar terasa keintiman dari setiap penonton.

Meski Bangkutaman on stage pada pukul 13.00 namun mereka tetap tampil dengan maksimal meskipun terasa nanggung bagi penonton karena mereka hanya tampil dengan membawakan sekitar 5 lagu dari album Ode Buat Kota. Saya sendiri menunggu She's Burn The Disco dan Satelit namun apa daya waktu yang diberikan panitia benar-benar pelit. Akan tetapi setidaknya mendingan ketimbang tidak sama sekali. Semoga Lekas rampung album ke-4 dan kembalilah ke taman yang akan menyambut kalian.
Bangkutaman

Dedyk E. Nugroho

Mada

Wahyu Nugroho

J. Irwin

Thursday, 24 November 2011

Penampilan Mengumbar Paha, Lirik Mengumbar Selangkangan

awalnya aku cium-ciuman
akhirnya aku peluk-pelukan
tak sadar aku dirayu setan
tak sadar aku ku kebablasan ...

Lirik di atas merupakan penggalan dari lagu Hamil Duluan yang sempat heboh di dubbing oleh duo Mojang Bandung, Shinta dan Jojo. Usai tenar dibawakan Shinta - jojo, dentangan dangdut ini menjadi lagu kebangsaan bagi hampir disetiap orkestra dangdut di tanah air. Liriknya yang sangat jelas menggambarkan dengan frontal keadaan masyarakat saat ini, ditambah oleh biduan dangdut berdandan aduhai yang membawakan menjadi sebuah magnet bagi para penonton yang mayoritas adalah lelaki. layaknya buaya diberi daging maka berebutlah mereka untuk maju kedepan sekedar untuk berjoget bersama atau sekedar memberikan saweran.

Musik dangdut bukanlah musik yang hina dan saya bukanlah orang yang anti terhadap genre musik ini. Beberapa belas tahun silam, saya termasuk anak kecil yang menikmati musik dangdut. Meggy Z, Evi Tamala, Irfan Mansyur, ataupun Iis Dahlia sudah menjadi sarapan pagi sebelum pergi kesekolah. Lirik yang sangat Indonesia dan teknik vokal yang khas menjadi daya tarik tersendiri. Akar tema dari musik dangdut sendiri adalah keseharian sosial Masyarakat Indonesia sendiri sehingga wajar dangdut menjadi musik rakyat.

Orkes Melayu Sera
Beranjak menuju dewasa ini, dangdut tampaknya sudah berubah menjauh dari bentuk awalnya. Keseharian masih menjadi sebuah pakem mendasar dalam menciptakan tema namun pengemasanya sangat berbeda. Saat ini bernyanyi dangdut tidaklah perlu teknik vokal dengan cengkok dangdut ataupun penggunaan Bahasa Indonesia yang sopan namun Berseni. Cukup suguhkan paha dan dada kemudian bergoyang bak menjajakan diri menjadi pengemasan dangdut masa kini. Belum lagi lantunan kata-kata yang erotis penggugah nafsu syahwat menjadi doa-doa para biduan dangdut agar shownya kian laris dan saweran mengalir deras.  Belum lagi ketika anak-anak kecil yang tak mengerti apa-apa yang mendengarkan lagu ini., racun syahwat mendoktrin otak kecil mereka. Apabila ini adalah pencitraan dari keseharian sosial Masyarakat Indonesia, maka sudah sampai pada tahap semacam inikah keadaan Bangsa Indonesia?

Mengkhawatirkan adalah sebuah tahapan yang sudah dicapai saat ini. Sudah sampai rusak semacam ini kah musik dan selera masyarakat kita? Entah apa yang ada dibenak kalian namun percaya musim semacam ini akan bertahan lama.

Keep absurd and abstrak!

Monday, 21 November 2011

Saya, Tim Nasional Sepak Bola, dan Nasionalisme

Ketika membahas nasionalisme, untuk beberapa orang akan bilang "Fuck You, Ekawan!" Jelas sudah menjadi sebuah label oleh beberapa orang disekitar saya bahwa, saya adalah Kafir. Kafir terhadap tumpah darah saya dan negara yang mengisi jalur darah setiap mili. Apatis menjadi sikap dingin dalam cara saya menghadapi hampir disemua perdebatan politik dan hal-hal seputar Bangsa Indonesia. Saya kafir yah memang begitu adanya namun bukan berarti saya membenci bangsa kelahiran saya. Setidaknya ada 3 hal yang masih membuat saya memiliki keterikaan terhadap Indonesia, yakni; matahari, wanita, dan sepak bola.

Sepak Bola, entah kenapa cabang olahraga ini memiliki sebuah magnet ajaib didalamnya. Ketika logika berjalan, Tim Sepak Bola Indonesia sudah lama puasa gelar, ricuh, calo, dan PSSI yang tak becus mengurusi cabang olahraga ini. Secara permainan pun juga pas-pasan, kadang bermain bagus dan kadang bermain buruk. Bisa dibilang tak ada hal yang bisa dibanggakan dari sebuah tim yang sarat akan dukungan. Akan tetapi sekali lagi saya jatuh cinta akan Tim Sepak Bola Indonesia, sebuah tim yang selalu membuat saya kecewa ketika kalah dan membuat tersenyum ringan ketika menang. 1 hal yang jelas dan membuat saya jatuh cinta adalah semangat dari Tim Sepak Bola Indonesia. Meskipun tahu dengan kemampuan yang pas-pasan, lawan yang sulit, serta tradisi Sepak Bola yang bisa dibilang kian menurun, namu para punggawa tim nasional ini selalu berjuang sepenuh hati berlari, menendang, dan terjatuh. Banyak yang melihat sebelah mata Tim Sepak Bola Indonesia, namun sesungguhnya mereka tak bisa merasakan semangat yang mereka junjung. Semangat pantang menyerah menjadi sumber semangat dalam kehidupan saya dan panutan saya dalam nasionalisme.

Yah segitulah tentang saya, sepak bola, dan nasionalisme. Buruk? yah memang buruk namun setidaknya ini adalah satu dari tiga hal yang saya banggakan dari Indonesia. Tim Sepak Bola dan semangat juang sampai titik darah penghabisan.

"You can't choose your team, it's given by God" - Antony Sutton

Wednesday, 16 November 2011

Indonesia, Surganya Konser di Asia Tenggara!

"Orang bilang tanah kita tanah surga, Tongkat kayu dan batu jadi tanaman ..." Kolam Susu - Koes Plus
Sebuah lirik yang legendaris dan mungkin hampir semua orang mengetahui lagu ini, namun entahlah bagi generasi sekarang. Sebuah lagu yang berisikan tentang kenikmatan hidup di Indonesia dengan segala kemudahan dan alamnya yang luar biasa. Bagi masa lalu, memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan begitu mudah. Seperti Koes Plus bilang "tongkat kayu dan batu jadi tanaman." Akan tetapi jaman berubah dan saat ini bukan hanya makanan yang makin mudah (re: sulit) didapat, namun konser-konser hebat makin mudah ditemui di Indonesia.

Saat ini para pecinta musik di Indonesia bak melangkah ditanah yang subur akan musik. setiap kaki melangkah akan selalu ada konser-konser musik, baik local maupun manca, yang siap menggebrak dunia konser Indonesia. Beragam genre, musisi, bahkan dari yang tak terkenal sampai kepada musisi yang sudah mencapai tingkatan legendaris hadir di Indonesia.

Awal tahun 2011 ini saja kita sudah di gebrak oleh Four Year Strong dan Set Your Goals, sampai pada musisi legendaris macam Iron Maiden, Janet Jackson, dan Kitaro. Betapa luar biasanya Indonesia menjadi tujuan para musisi Dunia. Crowd bermusik kita yang liar dan beringas menjadi sebuah trend mark tersendiri bahwa tanpa konser di Indonesia mungkin belumlah khatam live performance sang artis tersebut.

Pada 2012, kemungkinan line-up artis yang akan hadir menguras kantong pun kian sinting. Peningkatan? jelas dari segi banyaknya infasi musisi akan meningkat tajam, dari sisi kualitas? saya berani bertaruh akan lebih banyak lagi musisi-musisi absurd yang akan meramaikan. We can say Lady Gaga, Coldplay, or maybe Radiohead. Tak ada yang bisa memastikan peta konser 2012 ini namun prediksi tentu saja akan penuh dengan konser-konser yang akan menguras kantong.

Saran saya mulai dari saat ini adalah MULAI BUDAYAKAN MENABUNG! Kita tak tahu kapan ajal menjemput diri ini, begitu pula dengan kejutan-kejutan yang akan dihadirkan dunia konser di Indonesia. Kita tak akan pernah tahu siapa aja musisi yang akan mengguncang iman, dan begitu pula dengan kocek yang harus diraba. Siapkan dana mulai sekarang dan jangan sampai terlewatkan konser para musisi idola kalian semua. Maybe, they will come tomorrow!


Monday, 14 November 2011

Saya Suka Ekspresi #8

Me || Melysa Dwi Anggraeni
*Sedikit narsis ketika saya memajang foto saya pribadi, namun saya jujur jatuh cinta kepada foto kali ini. Pewarnaannya yang pas, ekspresi pun secukupnya, dan Damn Melysa looks so cute! Anyway, foto ini diambil dari kamera cellphone Melysa tanpa editing dan rekayasa pewarnaan lainnya.

Thursday, 10 November 2011

Pahlawan

Berbagai defini bebas terucap untuk mendeskripsikan kosakata Pahlawan. Setiap orang dan setiap pengalaman memiliki hak untuk menciptakan bagaimana kata pahlawan memiliki posisi pada benak disetiap orang-orang. Tiada kesamaan dalam memposisikan pahlawan tak menjadi masalah ketika semua memang memiliki persepsi masing-masing. Tiada kebenaran tunggal mengenai hal ini.

Bagi saya, pahlawan bukan hanya sekedar sosok yang heroik dan gagah berperang ditengah kecamuk perang ala holywood. Mengangkat senjata di medan laga menuju cita-cita dengan tangis darah. Sosok tangguh dan luar biasa yang membuat saya tumbuh berkembang menikmati laju keras kehidupan. Berkarakter dan sungging senyum yang memang tergurat indah dalam hati dan kenangan abadi. Mendidik bagaimana hidup mandiri, disiplin, dan orang yang selalu mendukung cucunya yang bengal ini. Yes, You're my hero (Alm.) H. Ibrahim!


Mungkin, beliau bukan hanya pahlawan bagi saya sendiri namun menjadi pahlawan bagi setiap orang yang mengenal beliau. Sikapnya yang terkesan galak dan disiplin menunjukan bagaimana garam yang ditelannya memang sangat asin hingga sepat. Merantau dari Tanah Rencong menuju Sunda Kelapa soerang diri bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, dibalik sikap kakunya tersebut, terselip sebuah perasaan yang memang pantas untuk menyematkan dirinya sebagai pahlawan oleh orang-orang yang mengenal beliau. Lupakan seberapa banyak harta yang dipunya, setinggi apa jabatan yang dipangku, atau sekuat apa berteriak namun tetaplah beliau adalah sosok yang rendah hati dan bersahaja.

Mengenal beliau? mungkin tanpa pertolongan beliau, saya tak bisa mengguratkan tinta-tinta kelam di dunia ini. Menjadi anak kecil yang bengal dan selalu merusak apa yang ada adalah masa kenangan yang terlukis di Drompol 22. Vas bunga, kaca jendela, meja, kursi, bahkan televisi dirumah beliau sudah menjadi korban kebengalan saya sampai 5 tahun. Bisa dibilang secara kasar, beliaulah salah satu sosok yang memberikan asupan gizi dan moral-moral melalui tangannya yang kekar meskipun diusia senja. Bahkan ketika beliau sampai pada akhir hidupnya, beliau selalu mengajarkan cucunya tentang moral, semangat, dan tetap rajin belajar. Sebuah penyesalan terbesar saya adalah, saya tak sempat mengucap pamit ketika nafas terakhir dihembuskan. Namun saya peracaya, meski jasadnya telah tiada, beliau akan selalu ada di jiwa saya untuk selalu menjadi pahlawan hidup saya.
Selamat hari pahlawan, dan saya rindu akan padamu, kek!

Thursday, 27 October 2011

Angsa & Serigala: Lirik Indonesia Pun Ok!

Sekali lagi Kota Kembang, Bandung, menelurkan talenta mereka yang luar biasa. Suasana dan kegiatan yang sangat mendukung para manusianya untuk bisa berpikir kreatif dan keren. Salah satu produk Bandung yang menjadi sorotan saya adalah Angsa & Serigala. Bukan sirkus ataupun sebuah drama kolosal, melainkan sebuah grup band yang luar biasa mengesankan.

Angsa & Serigala
Pertama kali mendengarkan Angsa & Serigala sekitar 2 tahun silam, dan tercengang dengan nama yang cukup unik dan menurut saya berbahaya. Terlintas dibenak bahwa Angsa & Serigala mengusung aliran keras semacam hardcore ataupun band metal, namun daya penasaran dan keingintahuan tak bisa membuat saya menahan diri untuk mencari lebih pasti apakah gerangan Angsa & Serigala ini. Menelusuri dan sampai akhirnya bertemu dengan sepasang demo Angsa & Serigala "Manusia" dan "Bahagia".

Takjub adalah sebuah impresi pertama ketika mendengarkan kedua demo mereka ini. Jauh dari bayangan sebelumnya bahwa Angsa & Serigala adalah pengusung Hardcore dari Kota Priyangan, mereka adalah pengusung folk/pop/rock yang santun namun urakan. Lirik Berbahasa Indonesia yang sarkas namun sangat memberikan kesan yang sangat mendalam membuat Bahasa Indonesia menjadi sangat keren untuk dinyanyikan dan diperdengarkan kepada Khalayak. Cerdas adalah satu kata untuk mendeskripsikan lirik mereka. Arransmen yang cukup kasar, penuh dengan suara bass, dan suara vokalis pria yang berat membuat saya tak memiliki alasan untuk tidak jatuh cinta kepada Angsa & Serigala seketika. 2 Tahun sudah berlalu semenjak saya pertama kali mendengarkan Angsa & Serigala hingga saat ini saya  masih tetap jatuh cinta kepada band ini.

Oktober 2011, kabar berhembus Angsa & Serigala mendebutkan album pertama dan sudah tak perlu berpikir untuk sesuatu hal yang dicinta, bergegaslah membungkus album perdana mereka. "Bersamaku" menjadi pembuka dan tetap memberikan impresi yang sama dengan 2 tahun silam. Dentingan Glock yang simple dan nyaring membawa keangan betapa indahnya menikmati album ini. kemudian berlanjut dengan suara drum, gitar, biola, serta alat musik lainnya membuat sound-sound yang mereka hasilkan luar biasa kaya namun harmonis ditelinga. Begitu dengan hampir dengan semua arransmen lagu mereka, penuh dengan suara-suara perpaduan nyaring dan berat beriringan selaras. Perpaduan itu semua membentuk sound Angsa & Serigala yang penuh dengan sound namun masih terdengar minimalis.

Namun dibalik kesuksesan mereka mengkonsep album pertama mereka, tersirat 2 kekecewaan pribadi. Pertama adalah tidak adanya lagu "Manusia" di album ini. Sebuah lagu yang menurut saya luar biasa dari sisi harmonisasi lagu serta lantunan lirik yang sangat mempresentasikan keadaan saat ini. Angsa & Serigala menuturkan melalui account twitter mereka @AngsaSerigala bahwa mereka memiliki rencana tersendiri pada lagu ini. Kedua adalah Arransmen dari "Bahagia" yang berubah. Lagu ini menjadi lebih ringan di telinga dan suara sang vokalis pria tidaklah seberat pada arransmen pertama. Saya merasa lagu ini sedikit kehilanggan suasananya yang mendalam dan kegalauan yang dihasilkan oleh "Bahagia".

Terlepas dari 2 kekecewaan pribadi saya,  debutan Angsa & Serigala patut untuk anda koleksi. Anda mungkin tak akan percaya dan sedikit terkejut kala mendengarkan album ini yang 100% berlirikan Bahasa Indonesia. Ketika band-band indie sedang tergerus dengan lirikal berbahasa asing, Angsa & Serigala menawarkan sesuatu yang berbeda. Lirik Berbahasa Indonesia yang cerdas, makna yang mendalam, serta diksi kata yang beragam membuat Bahasa Indonesia sangat indah dinyanyikan dengan lantang ketika acara-acara berlangsung.

Sunday, 23 October 2011

Adhitia Sofyan @ SGM

Adhitia Sofyan II
Adhitia Sofyan I
Salah satu biduan pria yang bersuara emas, Adhitia Sofyan, akhir pekan lalu (22/10) sukses membius  Penonton disalah satu kawasan berbelanja di Slamet Riyadi. Pria yang terkenal dengan lagu Adelaide sky itu menyambangi Kota Solo dalam rangka sebagai brand ambassador dari salah satu forum di dunia maya. Dengan gitar akustik dan iringan keyboard, Adhitia Sofyan cukup menyita perhatian para pengunjung yang hendak masuk kedalam kawasan berbelanja tersebut.

Pria berkacamata tersebut cukup senang bisa bermain di Kota Solo, pasalnya dia akhirnya bisa kembali ke kampung halamannya. Adhitia Sofyan pun senang dengan crowd yang menonton pertujukannya dikarena meskipun Solo malam itu terguyur hujan cukup lebat, namun penontonya cukup banyak yang datang hanya untuk sekedar menyaksikan penampilan adhitia sofyan.

Adhitia Sofyan bernyanyi hampir selama 1 jam dengan membawakan beberapa lagu dari album pertama dan keduanya. Tak hanya membawakan lagu-lagu karyanya saja, dia pun turut menyanyikan beberapa lagu anak-anak seperti "Dimana-mana Hati Ku Senang" dan "Hujan". Tepat pukul 20.00, Adhitia menutup penampilannya dengan hits yang berjudul Adelaide sky.

Thursday, 20 October 2011

Sunday, 16 October 2011

Youth Movement

Waktu silih berganti, jiwa-jiwa yang kosong kian terisi oleh waktu dan karakter. Semangat adalah bukti kedinamisan jiwa muda akan sebuah tatanan kehidupan baru. Lupakan pertimbangan materi, peluang, ataupun faktor-faktor pendukung selama ini. Movement and act menjadi senjata sebuah pergerakan baru untuk mengubah keadaan yang statis.

Nafas terengal, daya pikir yang sudah lelah, mencari keadaan yang tenang, dan semangat sudah kian pudar menjadi pertanda tua. Layaknya pohon tua yang tinggi menjulang menembus langit dan bergelut dengan kencangnya angin berhembus, mereka tetap tenang dan mencoba bergerak dengan terpaan keadaan. Tidak melawan, hanya menerima.

107.7 FiestA FM Crew
Sudah saatnya yang muda yang bergerak. Bergerilya mencari sebuah angin segar bagi tatanan. Sang Tua bergenerasi menjadi muda. Suntikan energi segar untuk kembali menjalankan apa yang sudah lama terhenti dan teersendat. Semangat, energi, dan pemikiran segar adalah bahan bakar untuk kelanjutan yang lebih baik.

Youth Movement for better life!

Tuesday, 11 October 2011

Love Song For Nina - Oh Nina

Love Song For Nina - Oh Nina

Enjoy the Euphoria of anti Cliche World
I met a girl who has straight hair and cute little pony tail
If she smile at me and she'll make my cheeks changing into red

I'll send her a bouquet of flowers I'll write her a bit of songs
I've never felt like this before until she came into my world

Would you be on top when the world started over?
We'll meet in the part of the sun and the moon

Now we both has felt in love and don't wanna close this feeling
Don't care about what they said we gonna make it on our way

Sometimes you loose sometimes you booze
Sometimes the world can be unfair but you were never really ever there

Would you be on top when the world started over?
We'll meet in the part of the sun and the moon

Sometimes you loose sometimes you booze
Sometimes the world can be unfair but you were never really ever there

My sweet nina, oh, nina...

*one of my fave. song ever :)