Friday, 28 December 2012

Angkringan: Pesona Solo di Malam Hari

Angkringan Kali Kecing - Gentan
Rintik hujan yang jatuh menghantam tanah dengan keras, deru angin semilir dingin menusuk tulang-berulang, serta kepulan asap rokok di dalam sebuah tenda kecil dan sempit. Selonjor berbagai jenis gorengan hingga bermacam sate siap hidang tampak pasrah untuk dijamah. Tiada yang terpisahkan, semua duduk dalam sebuah kerataan kasta bermejakan kayu coklat yang mulai menghitam. Semua terhubung dengan gelak tawa dan angkringan melakukan itu. Daya tarik Angkringan yang khas dan salah satu yang menjadi daya tarik Solo dan juga Yogyakarta. Meski kini mulai diapodsi di kota lain dengan suasana yang komersil terkadang, akan tetapi Angkringan melekat selalu dengan kesederhanan, gelak tawa, dan kebersamaan.

Jikalau mampir di Solo atau Yogyakarta, pastikan anda duduk dan menikmati cita rasa angkringan. Bukan masalah makanannya yang sederhana dan sekepal nasi kucing yang menggelitik perut akan tetapi sensasi yang takkan pernah terbeli. Luka sedih masyarakat yang dibalut perban gelak tawa dan tukar pikiran, kepulan asap panasnya air yang diseduh diatas bara api yang menggelora, serta teh pahit sebagai penyemangat jiwa-jiwa yang pahit sepi akan renungan. Camkan dan rasakan!

Saturday, 22 December 2012

Saya Suka Ekspresi #19

Vidya Nurina | Ium Drastianti | Ekawan
Ekspresi muka dari ketiga mahasiswa yang mulai berada di akhir semester ini makin tidak jelas. Mungkin deadline dan semangat juang yang kian menipis menjadi faktor utama ekspresi aneh mereka. Akan tetapi, tiada tahu dalam beberapa bulan kedepan akankah momen ini terulang kembali.

Thursday, 6 December 2012

Saya Suka Ekspresi #18

Ekawan Raharja
Bukan karena ini narsis namun pencahayaannya yang membuat saya jatuh cinta!

Monday, 3 December 2012

Monday, 26 November 2012

Fashion Show Dan Belajar

25 November 2012 adalah hari dimana ECLAIR, sebuah brand fashion dari Solo, mengadakan acara fashion show di Solo's Bistro. ECLAIR memamerkan koleksi terbaru untuk edisi musim gugur dan musim dingin. Jelas sekali akan banyak wanita-wanita menggemaskan hadir untuk menyaksikan acara ini dan ini menjadi salah satu alasan sip yes langsung berangkat liputan. Sesungguhnya pula ini menjadi liputan pertama selain acara musik. Selama ini yang dihadapi adalah kerumuman orang-orang banyak penyembah bebunyian dan atraksi panggung yang ekpresif dan eksplosif. Akan tetapi hari berbeda dan menjadikan sebuah pengalaman baru.
Canggung, kikuk, dan bingung itu adalah perasaan pertama yang muncul ketika awal liputan. Ini merupakan pertama kalinya liputan fashion show dan tidak ada bayangan bagaimana prosesinya kelak berlangsung dalam hitungan jam kedepan. Kemudian crowd yang dihadapi pun berbeda dan udara dingin menyeruak mulai menyelusuri ubun-ubun perasaan. Beruntung diselenggarakannya acara konfrensi pers, meskipun sepi dan jujur saya sedikit heran, dan banyak hal yang bisa ditangkap untuk dijadikan bahan liputan serta pembelajaran pribadi. 

Bertemu dengan Uci, desainer sekaligus pemilik brand ECLAIR, sungguh menyenangkan sekali. Bertemu dengan orang yang sangat kuat dengan keinginannya serta mengetahui apa dunianya membuat ia tampak mengesankan. Bagaimana dia bertutur dengan tegas dan fasih dibalik suaranya yang lembut, menceritakan visinya dengan jelas dan to the point, serta tatapannya yang tajam dibalik bingkai kacamatanya mengisyaratkan bahwa dia benar-benar memahami bagaimana dia memanjakan kepuasaan batinnya. Apa yang menjadi dunia benar-benar ditekuni dengan baik dan bisa dibilang kini menjadi sebuah kepuasaan yang tak terhingga. 

Dibalik itu semua, memberikan pelajaran yang benar-benar sangat penting dan menjadikan contoh yang baik. Bagaimana dia menekui apa yang dicintai dan mengarahkan passion yang dimiliki menuju titik terang yang benderang. Jelas hal ini perlu dicontoh dan menjadi inspirasi untuk kita semua. Tak hanya bermimpi dan hilang tertipu sapuan imajinasi, namun aksi dan reaksi harus segera dilakukan. Apapun passion-mu tekuni dan jalani dengan serius. 

Saturday, 24 November 2012

Teman Meliput di Ngayogjazz 2012

Yudita Trisnanda
Kalau dahulu biasanya luntang-lantung sendiri hanya berkutat pada kamera dan panggung didepan mata, maka Ngayogjazz 2012 ada yang menemani meliput. Meski dia tidak meliput dan hanya sekedar menemani, namun terima kasih sudah diantar dan dijemput untuk menuju venue. Sayang Yudita gagal menonton Barry Likumahuwa. Maybe next time, we can see another gigs and party!

Thursday, 8 November 2012

Suara Dari Surga Itu Terekam di Piringan Hitam

Suatu siang yang sepi dan panas. Tiada aktivitas yang berarti di Lokananta yang kusam dan tampak berjalan lambat disana. Hanya suara tembang-tembang lawas yang mengisi ruang disana. Sebuah lagu hasil rekaman Lokananta dan kemudian diperdengarkan melalui ruang mastering. Sebuah ruangan yang sebenarnya cukup besar namun sesak dengan tumpukan kardus-kardus dan bongkahan piringan hitam yang tersusun. Yah, di ruangan inilah lagu-lagu Lokananta berkumpul menjadi benda yang kasat mata.
Produksi Lokananta
Penuhnya jadwal kuliah dan tugas yang menjejali otak, tak mampu menyurutkan niat untuk bergerilia memutarkan piringan hitam di Lokananta. Sedari pagi kuliah dimulai sampai adzan Dzuhur berkumandang, sebuah piringan hitam yang terbungkus plastik putih tak bergeming sedikit pun. Duduk rapi disamping dan sesekali beberapa pasang mata menuju kepadanya. melirik jam tangan yang setia menemai beberapa tahun ini, pukul 12.00 WIB terpampang dilayarnya. Kuliah usai dengan menyisakan tugas yang bertumpuk dan emosi yang siap meledak.

Lokananta
Saatnya memacu kuda hitam menuju Lokananta, melawati dan melawan panasnya terik matahari yang membakar. Desingan kenalpot dan asap jahat kendaraan bermotor ditabrak dengan kecepatan penuh. Sulit menahan hasrat untuk bermain-main dengan vinyl yang sudah berumur dan sedikit kusam. Tiada kuasa jiwa ini berteriak agar semua terlewati sekejap dan seketika sampai di studio yang paling tua di Indonesia. Berjabat tangan dengan Mas Bemby, penguasa ruangan mastering, dan sedikit bercerita menjadi intro sebelum akhirnya hasrat ini tertuntaskan. Seketika diraihnya piringan hitam yang sejak tadi ingin sekali dijamah dan diperlakukan sebagai mana mestinya. Diletaklah Piringan hitam tersebut disebuah alat pemutar dan jarum pemutar pun diletakkan diatas permukaanya yang hitam, sedikit berdebu, dan kusam.

"Mari-Mari" membuka salam di lagu pertama dan sound khas ala piringan hitam pun diperdengarkan. Bergelinjang resah, gejolak jiwa, serta kerongkongan yang kering sudah di ujungnya. Lagu gubahan Titiek Puspa kali ini diporak-porandakan oleh unit Rock and Roll wanita asal Surabaya, Dara Puspita. Album pertama, Jang Pertama, setelah sekian tahun akhirnya kembali bergaung di seluruh gedung Lokananta. "Minggu Yang Lalu" melanjutkan sensasi yang terbangun sejak awal Dara Puspita bernyanyi. Andai saja itu bukan ruangan kerja, mungkin dansa barbar pun telah terjadi diruangan tersebut. Track demi track pun terlewat disenandungkan sembari sesekali bertukar cerita dengan Mas Bemby. Benar-bener perasaan yang luar biasa dan sensasi yang tak terkira. Eargasme melebihi konser Morrissey di Jakarta bulan Mai 2012 silam.

CD Dara Puspita "Jang Pertama" hasil digitalisasi Lokananta
Benar-benar sungguh nikmat dan terasa melayang dari raga yang membelenggu. Teringat seorang teman di Bandung berkata "Hanya orang-orang pesakitan saja yang bener-bener bisa larut dalam alunan piringan hitam. Siang panas dikala, Lokanantan, dan hati ini menjadi saksi. Sejenak semua beban terlupa dan peduli setan dengan segalanya. Rasukan notasi sederhana dan petikan gitar Fender Jaguar benar-bener serasa secuil surga terhampar. Sebenarnya puncak dari eargasme ini terletak pada sound Dara Puspita yang Lo-Fi. Tampaknya sound yang kotor akibat debu dan kerak kotor pada plat vinyl menjadikannya kasar dan gemerisik. Akan tetapi itulah daya pikatnya. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk merekam album itu dalam bentuk digital untuk diperdengarkan dalam rumah. Sayang seribu sayang surga yang terletak pada piringan hitam tersebut tidak dapat direkam dan menang harus diperdengarkan langsung dari piringan hitam "Jang Pertama" Dara Puspita. One day, I'm gonna play it again.

Monday, 5 November 2012

Tidak Melulu "Cutting Edge" Garis Keras

Vinyl "Indonesia Raja" versi 3 Stanza produksi Lokananta
Beberapa tahun silam di kisaran celana gantung berwarna biru melekat hingga kisaran celana panjang skinny abu-abu, idealisme menjadi kunci gerak laju pengisi hari. Melawan norma, menentang dogma, meninju keras paradigma menjadi jalan hidup. Berkompromi dengan kenyataan dan berjabat tangan dengan keadaan menjadi ludah di atas makanan. Salah satunya adalah musik, tidak edggy tidak keren!

Sempat terbesit bahwa musik pop yang ada di televisi setiap paginya dan lagu kisaran cinta adalah sampah. Menyembah dan menuhankan cinta sebagai inspirasi haram hukumnya mengalun di telinga. Bahkan otak belagak naif menolak apa yang hati suka. Demi tuntutan eksistensialisme dan pengelihatan orang, mencoba menjadi jadi pribadi yang Cutting Edge. Akan tetapi cerita berkata lain dan pencarian jati diri.

Saat ini, memandang jauh kemasa remaja belasan tahun dan kemudian memakluminya. Sebuah pencarian jati diri demi pencitraan cemerlang di mata orang lain dengan berlaga memusuhi norma bersama. Asam garam belum memberikan rasa pada hidup yang masih panjang dan hambar. Bekerja dibeberapa media dan memandang realitas dengan logika memandang hidup memang terkadang perlu berkompromi. Tidak memulu musik "cutting edge" adalah yang terbaik. Terbaik untuk siapa? dirimu atau semesta?

Terkadang berkompromi dengan musik di pagi hari pun terasa sah dan termaklumi. Demi sepiring nasi yang bisa ditukarkan dengan mainstream atau idealisme dan semangat yang mati seketika tanpa cerita selanjutnya? Cutting Edge tidak hanya sekedar anti memainkan musik melankolis berdoakan cinta-cinta ataupun musik lambat yang mendayu-dayu.

Tampaknya ketidaktahuan dimasa lampau menjadikan diri ini buta dan berlagak. Saatnya membuka mata dan melihat realitas. Berkompromi bukan berarti menyerahkan segalanya dan melacurkan segalanya, akan tetapi lebih kepada mencari titik tengah kesepakatan. Berjalan selaras dengan realitas antara permintaan, ide, keyakinan, dan perasaan. Waktu dan pendewasaan membawa perubahan dan membelokan persepsi. Jikalau masih ingin menjadi aktivis "Cutting Edge" garis keras adalah mau anda maka silahkan dan jalani dengan sepenuh hati anda akan tetapi saya berbeda dan saya berjalan diantara idealisme dan realitas mulai saat ini.

Sunday, 28 October 2012

Lokananta: Surganya Musik

Sebuah gedung dengan arsitektur lama tampak tak terawat di tengah Kota Solo, dan mungkin gedung ini sudah sedikit terlupakan. Halaman depan yang tampak kurang terawat, ceceran daun kering yang berjatuhan, serta suasanyanya yang sepi menjadi cermin Lokananta yang tak terawat. Sesungguhnya dari Lokananta, industri musik Indonesia dimulai dan banyak harta karun yang terpendam didalamnya.
Lokananta
Lokananta adalah perusahaan rekaman musik (label) pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1956 dan berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Sejak berdirinya, Lokananta mempunyai dua tugas besar, yaitu produksi dan duplikasi piringan hitam dan kemudian cassette audio. Mulai dari rekaman musisi legendaris Indonesia, sampai rekamanan pidato dari berbagai kepala negara berada disini. Lokananta sendiri memiliki arti Gamelan di Kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh. Sebuah nama yang bersyarat sungguh dalam dan bermakna mendalam.

Setelah sekian tahun berada di Solo, pada akhirnya sampai pula menjejakan kaki di dalam gedung ini. Sebuah destinasi yang selama ini selalu terlewat untuk dikunjungi. Hal pertama yang dirasakan ketika memasuki areal Lokananta adalah suasana sakral yang menggrogoti perasaan. Sejuk, tenang, luas namun tetap memiliki kekuatan magis tersendiri. Sempat berputar-putar sejenak sebelum sampai kepada ruang studio yang dituju. Sayang terlanjur sayang satu ruangnya yang sebenarnya ingin dimasuki namun terkunci yakni ruang penyimpanan piringan hitam. Ini adalah sebuah tanda bahwa lain kali harus kembali mampir menuju tempat ini.
Sahabat Lokananta
Kemudian beranjak ke ruang studio dimana acara Save Lokananta digelar. Ruangnyan yang besar, luas, sejuk, serta sakral menjadi tempat tujuan semula kedatangan di Lokananta ini. di depan sudah tersedia sebuah drum set milik John Navid, drummer White Shoes and The Couples Company, dan seperangkat sound system jaman sekarang. Menyenangkan bisa didalam ruangan yang pernah ditempati pula oleh Alm. Gesang, Jack Lesmana, ataupun Glenn Fredly. Semacam napak tilas yang terjadi saat ini. Sebuah acara senang-senang pun dimulai dan sangat menghibur dalam seminggu.

Pada akhirnya, meski tak ada hubungan dengan paragraf sebelumnya, silahkan datanglah ke Lokananta. Jangan lewatkan sebuah musium yang syarat dengan sejarah ini. Bagi kalian anak band, silahkan rekaman disini dengan menggunakan peralatan rekaman yang sekelas dengan studio BBC London. Sedangkan kalian para penikmat musik ataupun orang awam sekalipun, silahkan datang pula ke Lokananta karena sesungguhnya Lokananta adalah milik kita bersama.

Monday, 15 October 2012

Kaveh Kanes: Berselancar Di Tengah Kota Yogyakarta

Klik this picture to download Kaveh Kanes's EP
Suara gitar dengan lick-lick Surf Pop ala The Beach Boys dan dikombinasikan dengan sound Lo-Fi (low fidelity) ala Dinasourus Jr. serasa membawa para pendengarnya menuju sebuah pantai dengan ombak yang indah, angin yang semilir, serta teriknya yang khas. Mungkin aliran Lo-Fi tidaklah familiar di telinga jamaah penikmat musik namun biarkan Kaveh Kanes mencoba menjelaskan apa itu Lo-Fi musik.

Kaveh Kanes merupakan 4 orang pemuda tangguh asal Yogyakarta yang menyembah Lo-Fi / Dream Pop sebagai kiblat mereka dalam bermusik. Asad (Vokal), Mumu (Drum), Zaim (Bass), serta Royan (Gitar) adalah dalang dibalik Kaveh Kanes. Sedangkan nama Kaveh Kanes sendiri merupakan  duplikasi dari sebuah kedai kopi di Arab. Sedikit kecintaan terhadap tempat leluhur mereka menjadi salah satu alasan mereka menduplikasi nama Kaveh Kanes.

Sebagai pertanggungjawaban atas proyek senang-senang mereka berempat, Kaveh Kanes telah menelurkan sebuah EP yang dirilis oleh sebuah label asal Manchester, BFW Recordings, bertajuk Arabia's Frankincense Trail. EP ini dapat di unduh di situs resmi BFW Recordings secara gratis. Jadi segeralah unduh dan rasakan sensasi berselancar di tengah ruang imajiner kalian.

Contact: 083867357137 (Adya)
Email: kavehkanes@hotmail.com
Twitter: @KavehKaness
www.soundcloud.com/KavehKanes

*tulisan ini rencana akan muncul pada zine "House Of Horror' edisi 2

Thursday, 11 October 2012

Album Terbaru Oh, Nina! 'God Moods': Perayaan Di Umur 9 Tahun

9 tahun melintang di scene musik Indonesia dan masa hibernasi panjang tak menghentikan Oh, Nina! untuk tetap berkarya. Merayakan umur ke-9, duo electronic asal Yogyakarta merilis 'God Moods' sebagai pesta untuk semua penikmat musik. Sebuah album yang sangat dinanti setelah 3 tahun lebih usai 'Highway' hadirkan.

Bagi yang sudah lama mengikuti gerak-gerik Oh, Nina! pasti akan tercengang takala mendengarkan 'God Moods'. Penuh dengan sound-sound yang baru, notasi yang berbeda, serta suasana yang baru. Oh, Nina! terasa sedang berada disebuah titik kulminasi jati dirinya sehingga eksplorasi habis-habisan pun dilakukan. Masih pada jalur electronic namun lebih kepada eksperimental yang dihadirkan.

Tampaknya 3 tahun vakum dari hingar bingar panggung membuat Auf dan Krishna bercermin atas jati diri yang mereka bangun 9 tahun silam. Jikalau dahulu mereka membangun Oh, Nina! atas rasa ingin seperti band yang mereka dengarkan dan spontanitas, kini 'God Moods' dihadirkan dengan dilandasi sebuah konsep dan pemikiran yang matang.

Dilansir melalui Rolling Stone Indonesia, Oh, Nina! bertutur “Kami pengen coba keluar dari zona nyaman. Kami juga pengen membangun sebuah album yang dimulai dari sebuah konsep.”

'God Moods' menawarkan konsep tujuh hari dalam seminggu. Menurut Auf dan Krishna, hari adalah konsep yang paling dekat dengan kehidupan manusia. Dalam 7 hari terjadi berbagai kejadian yang menyangkut dengan perenungan intrapersonal, hubungan interpersonal, bahkan sampai pada tahapan kepada hubungan manusia dengan SANG MAHA PENCIPTA. Tak khayal mereka menciptakan lirik yang kontemplatif mengenai konsep yang mereka usung. Bahkan untuk memperkuat tema yang mereka usung, Oh, Nina! menamai lagu-lagu mereka berdasarkan nama-nama hari.

Contohnya seperti di lagu 'Monday', mereka bercerita tentang hari dimana segala sesuatunya dimulai. 'Friday' hari suci bagi umat Islam, Oh, Nina! memasukan unsur Sholawat dilagu ini. Sedang 'Sunday' diarransment dengan memasukan instrument musik gereja serta dikombinasikan dengan bait doa Budha.

Oh, Nina! merilis 'God Moods' dalam bentuk digital yang bisa diunduh gratis. Akan tetapi ketika disingung tentang rilisan fisiknya, Krishna menjelaskan masih dalam tahap rencana dan kemungkinan akan dirilis dalam bentuk vinyl. Perihal pesta launcing album 'God Moods' pun Krishna masih belum dapat menjawab karena saat ini Auf dan Krishna sedang dalam masa LDR antara Yogya - Jakarta sehingga menunggu momen yang pas. (Ekawan Raharja)

*Tulisan ini juga dimuat di media online Depan Monitor

Wednesday, 10 October 2012

Happy 2nd Anniversary Absurd and Abstrak

Selamat ulang tahun Absurd and Abstrak, tong sampah imajiner, untuk kedua kalinya. Bermulai dengan sebuah sampah dan kemudian didaur ulang untuk digubahkan kepada banyak orang. Penuh dengan lika-liku non-sence dan omong kosong diruntukan dalam sebuah tatanan tulisan. Siapa orang akan berminat dengan sampah dan omong kosong? Mungkin bagi sebuah pihak itu adalah sampah namun pihak lain akan berbeda dan mengkilap bagai intan permata.
Muhammad Wira Jaya - Sosok yang meracuni saya dengan musik. Long life Brithpop!
Siapa sangka banyak hal yang telah diberikan oleh Absurd and Abstrak telah mengubah dan membuka sebuah gerbang yang sangat teramat menggoda untuk dilewati. Sebuah gerbang menuju antara kesenangan, hobi, dan menghasilkan uang. Mungkin ini terawal dari langkah memasuki namun perlahan atau pasti akan tetap menuju material duniawi.

Well, Happy 2nd Anniversary Absurd and Abstrak, my mind, my rubbin, and my jerk!

Tuesday, 9 October 2012

Saya Suka Ekspresi #16

Kesya & Rasya
Mereka berdua adalah kakak beradik yang menjadi sepupu saya. Sang kakak berumur 5 tahun dan adik 3 tahun. Ketika acara kumpul keluarga (30/9) di rumah, it was the first time we meet each another. They look so shy at the first time namun akhirnya semua suka di depan kamera dan senyum terbaik mereka hadir menghiasi foto ini.

Monday, 8 October 2012

Batal Puasa Berjamaah Bersama Pure Saturday

Menonton Pure Saturday di Bandung merupakan sebuah misi terselubung atas magang selama 2 bulan ini di Bandung. Entah apa yang meracuni namun rasanya tak lengkap apabila tandang ke Bandung dan tak menyaksikan band hebat ini sedari dekat dan intim. Sudahlah dan semua doa itu terkabul di hari Sabtu (11/8) saat Maja House menyelanggarakan The Backyard Ramadhan Fest.
Ade Muir (PS)
Pure Saturday
Satrio (PS)
Udhi (PS)
Ekawan X Pure Saturday

Monday, 10 September 2012

Renungan dan Pembelajaran

Sebuah DM di saat Idul Fitri
Teknologi komunikasi kian canggih menembuh imajinasi beberapa belas tahun silam. Tiada pernah berpikir bahwa pesan bisa berpindah dalam hentakan jari semata dan cara menyebarkannya pun tergolong mudah. Skip itu hanyalah sebuah prolog semata yang tiada berhubungan ataupun sedang tak ada ide dalam menghubungkannya. Akan tetapi serbuan broadcast message dan tweet masal saat lebaran membanjiri kanal-kanal informasi secara masal dan massive. Akan tetapi terdapat sebuah private massage atau biasa disebut direct message (Twitter) berisikan sebuah ucapan ucapan selamat berlebaran dan permohonan maaf dari Mbak Tyas Permana. Berpikir sejenak, kenapa ini terasa intim dan sangat terasa sakral. Beberapa saat kemudian Mbak Tyas memberikan jawabnnya "ehehe karena minta maaf adalah hal yang sangat personal, ka :)." Seketika terdiam dan berpikir keras, berpikir keras bagaimana untuk membalas pesan ini dan akhirnya menyerah takkan pernah bisa membalas pesan tersebut.

2 hal yang membayangi dan akhirnya mengisi relung pikiran untuk beberapa saat. Pertama, dikala mayoritas mengandalkan kecepatan dan daya jangkau dalam meminta maaf, kualitas terasa kosong terabaikan. Ucapan maaf yang terasa sakral menyentuh hati ke hati kehilangan sentuhannya. Tentu maksud baik agar semua terucap dan tak terlewat namun barang produksi masal tentu tidak akan sebanding dengan barang handmade yang ekslusif nilainya. Ucapan maaf tak kini tak lebih dari sekedar formalitas semata. Kedua, kenapa bukan saya yang pertama kali mengucapkan maaf? kenapa harus orang lain dulu yang mengucapkan? kenapa hanya sekedar untuk meminta maaf terasa berat dan pelu lidah untuk bersilat? Sebegitu angkuh dan berlagaknyakah diriku? Well, akan ada selalu teguran dari Allah Swt. kepada hambanya melalui berbagai cara, serta terima kasih Mbak Tyas untuk renungan dan pembelajarannya. semoga esok bisa nge-gigs bersama kembali :)

*Yaa ampun tampaknya agak sedikit nyinyir pula kali ini

Friday, 7 September 2012

Terima Kasih MRA Media Bandung

MRA MEDIA BANDUNG
Sudah terlewat masa magang, meski disana dianggap sebagai karyawan, 40 hari lebih entahlah. Banyak cerita suka dan duka yang terlalui menggoreskan kenangan yang tak kan terlupa. Setiap orang mempunyai cerita tersendiri dan saya sudah berhasil menuliskan cerita saya pribadi, Terima kasih kepada semua Crew dan Karyawan MRA Media Bandung (Kang Fuk Kin, Kang Agi, Kang Dieng, Teh Febi, Kang Yoga, Kang Elmi-Wanda-Roni Urban #PagiPagi, Teh Nisa & Kang Doni #SoreSore, Teh Gia #SMS, Teh Rina #TengahMalam, Kang AU-Riski-Iwan Zen #SoreSoreWeekend, Om Yogi & Ci Maya #DNJ, Mang Didan-Edi & Teh Manik-Vivi #GMHR, Mang Daniel-Ical-Andi #WeekendPlaylist, Kang Bagus-Agung-Prima 'Operator HRFM', Kang Iman-Hendra-Rahmat 'Operator IRFM' dan semuanya yang tidak akan menghilang dari goresan tinta cerita ini).

Wednesday, 8 August 2012

Lelaki dan Sepatunya

Sebuah tanggung jawab lelaki untuk mencari nafkah bagi keluarga. Menerjang panas membakar kulit demi sebuah kehidupan untuk bersama. Menginjak bara api menjujung keluarga agar tetap nyaman semestinya. Letih dan menguras emosi menjadi makanan sehari-hari. Mungkin ini pula yang menyebabkan para lelaki tidak se-ekspresif wanita walau bukan berarti acuh. Menghabiskan hari dengan lengketnya aspal, cuaca yang tiada menentu, serta hari-hari yang selalu menyambut. Tak khayal para pria membutuhkan segala perangkat peneman untuk melaluinya, salah satunya adalah sepatu.

“Sejarah hidup adalah sejarah sepatu. Sejarah mengenai tempat di mana manusia pernah menapak dan berpijak” Stebby Julionatan

Seorang teman bercerita bahwa suatu saat nanti kamu akan bertemu dengan sepatu yang benar-benar sesuai dengan dirimu. Sepatu yang menemani setiap jejak langkahmu menggapai impian dan mempertahankannya. Dan akhirnya maksud dari hal ini pun dirasakan. Bukan untuk gaya, untuk terlihat modis, ataupun sekedar memiliki semata. Tapi sepatu yang dapat menemani dan memberikan rasa nyaman dan aman untuk kaki ini.

Macbeth entahlah seri apa, dapat beli dari teman yang butuh uang.
Ini sepatuku, bagaimana denganmu?

Saya Suka Ekspresi #15

Istiningrum Drastianti - Katanya ini lagi jaim dan cukup langka ekspresi ini

Monday, 6 August 2012

Secret Gigs Mocca: Kembali Pada Masa Hiatus

Ada masa jumpa dan ada pula masa berpisah. Siklus hidup yang akan selalu terjadi disetiap saat. Usai Arina kembali ke tanah air mengentaskan rasa kangen Swinging Friends awal bulan Juli, sudah tiba saatnya untuk Arina kembali menuju negeri paman sam. Sebuah pesta kecil penuh dengan guratan bahagia dan semangkuk penuh doa untuk Arina, Rico, Toma, dan Indra pun terpanjatkan di Secret Gigs Mocca (4/8).
Antrian Secret Gigs Mocca
Secret Gigs Mocca merupakan sebuah altar suci bagi para Swinging Friends yang telah berlangsung beberapa kali. Ritual pembatisan khusus dari Mocca teruntuk Swinging Friends. Ruang yang kecil, tanpa panggung yang tinggi, tiada barikade, dan interaksi penuh sepanjang acara. Kali ini altar tersebut digelar di Maja House Bandung. Sebuah tempat yang terletak di Utara Kota Bandung dan dirahasiakan sebelumnya. Hanya para pemegang tiket saja yang mengetahui dimana altar tersebut digelar.

Secret Gigs Mocca di Maja House (4/8) Bandung.
Acara yang sekiranya dimulai 3 sore tampaknya mengalami kemunduran dan baru dimulai 30 menit kemudian. Perlahan Rico, Indra, Toma, dan Arina pun menaiki panggung setinggi 20 cm. "Listen To Me", "Twist Me Around", dan "What If" didaulat untuk menjadi 3 lagu pembuka. Mocca menepati janji mereka untuk mengajak Swinging Friends kembali menapaki awal Mocca. Keriaan dimulai dan semua larut dalam gegap gempita Bandung dikala sore.

Kesenangan ini bertambah takala Arina memanggil Swinging Friends termuda, Naiara, untuk menyanyi bersama. "Hanya Satu" serta "My Only One" dilantunkan dan gelak tawa, tepuk tangan, dan kekaguman menyambut Naiara. Kemudian "Secret Admirer", "The Best Thing", "Let Me Go", "Buddy Zeus", serta "You And Me Against The World" menutup setlist pertama.
Arina 'Mocca'
Toma 'Mocca'
Setlist kedua, Mocca lebih berkonsentrasi pada lagu-lagi hits mereka semacam "On The Night Like This", "I Love You Anyway", dan "This Conversation" dibawakan untuk memancing emosi para penonton. Bahkan untuk lebih memancing emosional para penonton, Mocca mendatangkan Achie SHE di lagu "Lucky Man" dan "I Think I'm In Love", serta Risa Saraswati untuk duet bersama Arina di "I Would Never". Akhirnya setelah 1,5 jam keriaan berlangsung "It's Over Now" mengakhiri Secret Gigs Mocca.
Indra 1 'Mocca'
Indra 2 'Mocca'
Mocca
Rico 'Mocca'
Selain mengakhiri Secret Gigs Mocca, "It's Over Now" pun menyudahi penampilan Mocca untuk tahun ini dan untuk beberapa tahun kedepan. Arina harus kembali ke Amerika dan semuanya kembali pada posisi sebelumnya, masa hiatus. Vira, manager Mocca, menjelaskan masa hiatus ini akan berlangsung untuk waktu yang lama dan tiada akan diketahui ujungnya karena Arina akan menjalankan program untuk mempunyai anak, dan status Arina sebagai Warna Negara Asing (WNA).

Tembang-tembang yang catchy, memorable, penampilan Mocca yang selalu melekat dihati, serta para Swinging Friends yang massive membuat band asli Bandung ini pantas untuk didaulat sebagai salah satu legend. Tiada yang dapat menyangkal hal tersebut namun saatnya kini sang legenda untuk kembali tertidur untuk waktu yang lama.
SF_JKT 1
SF_JKT 2
*Tulisan ini juga dimuat oleh Dean Street Billy's

Saturday, 28 July 2012

MRA Media: 1 Bulan Magang

Detik berdenting perlahan menuju masa kini. Sudah satu bulan sudah melaju dari awal dan kini semua terisak gelak tawa. Pernahkah kalian merasakannya? Ini sedang terasa.

Juli hampir berlalu dan satu bulan sudah melangkah bersama tugas kuliah KKK. Ada sebuah perasaan takut dan grogi diawal. Sebuah jet-lag bagaimana nasib disana dan merantau di negeri orang untuk waktu yang cukup lama. Sesungguhnya ini bukanlah hal yang pertama namun ada sensasi sendiri dan mungkin ini adalah sebuah perasaan yang tiada akan terulang kembali.
Ayu - Manda - Nia - Deka (Kiri-Kanan) | Anak Magang MRA Media
Liputan buka bareng Ariel "Peter Pan"
Interview La Luna di I-Radio
Hard Rock FM Bandung
Elmi "Urban" (I-Radio Announcer)
Makan bersama sebelum Ramadhan 2012 karyawan MRA Media
Nama saya Ekawan Raharja, dan saya sebagai Sosial Media di Hardrock FM Bandung dan I-Radio Bandung.

Saya Suka Ekspresi #14

Melysa Dwi Anggraeni
28 Juli 2012 | Mesjid Cut Meutia | Ramadhan Jazz Festival
*Entah mengapa setiap ekspresinya dihadapan lensa kamera selalu lepas dan senyumnya emang paling juara. Meski disini tak sedang tersenyum namun ekspesinya juara sekali :)

Perayaan Rock 'n Roll @ 28 Juli

Umur yang bertambah, di jalan seorang diri, serta dirayakan oleh sebuah pesta yang penuh dengan energi dan peluh. Pernahkah kalian merasakan demikian? Mungkin ini adalah sebuah perayaan yang paling luar biasa dan tiada akan terulang. Bersorak dan tertawa lepas menyambut perasaan yang gegap gempita dengan hati yang berkecamuk badai kesenangan. Antara senang dan sedih bergulung dalam satu hentakan badai. Senang karena Leonardo Ringo, one of my fave. singer, memberikan sebuah teriakan 'Midnight Horaay' tepat pukul 00.00 di 28 Juli 2012. Sedihnya adalah sekarang beranjak menuju 21.
Anita Mae - Leonardo and Band - Ekawan (Radioshow Tv one)
Akan tetapi apapun yang terjadi, terima kasih Allah SWT. atas berkah dan rahmatMU yang tiada tara. Semoga kedepan kian membaik dan selalu dalam bimbinganNYA untuk tetap 'Jajan Rock' and Thanks Leo for the party last night :)

Monday, 23 July 2012

Hidup Dalam Kepalsuan

Terlelap dalam bayang-bayang kelam. Bermuka dua menjadi sisi gelap dan terang manusia. Satu sisi mencium kerasnya bangkai yang tersimpan rapih dalam tenggorokan, sisi lain mencium wanginya mawar yang merekah indah di ujung. Melihat dibaliknya dusta yang diciptakan dan menusuk tajam dari belakang dengan sebuah belati dengan keras. Lidah tak bertulang menjadi senjata bermata dua yang siap menusuk kedua muka yang melongok. Tinggal menunggu waktu dan belati tak bertulang siap menikam.

Terkadang tiada habis pikir dan tak berniat untuk memikirkan, kenapa manusia bisa hidup dengan muka tebal dan dua? Menjilat teman untuk ditikam dari belakang. Seberingas itu kah saat ini dan menjadi sebuah tuntutan hidup? Menjilat layaknya parasit yang saling membutuhkan dan tidak bisa hidup mandiri. Menjilat atas nama teman dan senasib, menikam layaknya musuh abadi. Entah siapa yang mengajarkan semacam itu namun KALIAN MENYEDIHKAN HIDUP DALAM TOPENG KEPALSUAN!

Sunday, 15 July 2012

Satisfaction 2011: Panggung Sederhana di Tengah Hiruk Pikuk Akhir Pekan

Terberkatilah wahai manusia di jaman millenium dimana internet mudah diakses dan menjadi jawaban atas kebimbangan segala hal. Ketika bingung dengan apa yang harus dilakukan dan akan menghabiskan akhir pekan dengan cerita seperti apa, maka internet akan memberikan jawabnya. Tak kala teman entah berantah kemana, perantau yang tidak mengetahui arah, serta ingin mencari kesenangan, maka Satisfaction 2011 menjadi pilihan yang pas diakhir pekan. Line up band pengisi yang berbahaya, letaknya yang mudah dijangkau, serta berada dilingkungan kampus yang notabennya akan bertebaran para kaum hawa nan rupawan sangat pas untuk melewati akhir pekan.
Poster
Satisfaction merupakan singkatan dari Saturday is Fantastic Communication, inagurasi Fikom Unisba yang kali ini dipersembahkan oleh angkatan 2011 teruntuk para kakak-kakak yang selangkah lebih berumur dari pada mereka. Letaknya di Kawasan Tamansari, cukup dekat dengan kantor MRA Media dan mudah untuk dijangkau. Untuk tahun ini sebuah panggung sederhana dan deretan pengisi panggung yang berbahaya, kelak setelah melewati acara ini baru tahu kalau acara ini berbahaya, mengisi laju akhir pekan. Tulus, Affen, Space and Missile, Munchausen Trillema, etc. Target utama dari datang keacara ini adalah untuk menonton Muchausen Trillema dan Tulus. Menonton Muchausen Trillema dan membuat video spesial untuk teman saya Ayu Yuliantika yang sedang berulang tahun dan sesungguhnya dia adalah penggemar dari Muchausen Trillema.

Pukul 15.30, venue masih terasa lenggang namun sound system sudah cukup panas dengan hentakan Reggae Patrolice. Hanya menyaksikan beberapa lagu namun cukup unik Reggae yang mereka bawakan. Reggae dengan bumbu noise menjadikan Patrolice cukup berbahaya disimak dan dihayati. Hantaran dengung mengalun paksa menembus selaput gendang telinga dan memberikan daya tarik sendiri. Tampaknya sebuah kesalahan untuk tidak menyaksikan Patrolice ini sedari awal, terbukti dengan segerombolan mahasiswa berdansa dengan hentakan Reggae noise yang mereka persembahkan.
Patrolice
Patrolice

Reggae berakhir dan saatnya Indie Rock yang mengambil alih melalui Muchausen Trillema. Sebuah grup superwoman yang bercinta dengan Indie Rock.dan tampaknya jamaah Unisba tidak banyak yang mengetahui band ini. Sesungguhnya banyak yang menanti Trio ciamik ini, kini katanya sudah menjadi quintet, untuk menyambangi Solo. 5 lagu mereka dendangkan minus 2 personilnya yang entah kemana dan digantikan additional player. Saat di lagu 'graveyard', sekilas saya menjadi teringat sebuah band 90' The Cranberries. Tampaknya mereka adalah band yang benar-benar tersihir oleh era kedigdayaan musik tahun 90. Sungguh menghibur hanya saja penonton yang sepi sehingga semacam terdapat kecacatan untuk penampilan Muchausen Trillema, Teori Kekekalan Energi tidak terjadi dengan memberikan energi positifnya namun tak dikembalikan dengan baik, serta jurus pamungkas mereka 'If Loving You is Hearthbreaking' tidak dibawakan. Maaf untuk Ayu Yuliantika, saya gagal memberikanmu kado di hari ulang tahunmu.
Muchausen Trillema
Muchausen Trillema
Indie Rock telah usai dan saatnya jamaah Post-Rock untuk maju mengisi senja di akhir pekan. Affen didapuk untuk maju pertama kali. Segerombolan lelaki perkasa bersiap dengan segala keliaran mereka untuk menunjukan taji. Formasinya yang digunakan cukup menarik, terdapat sebuah cello yang siap dimainkan untuk menyayat para jamaah Post-Rock di Satisfaction. Beat yang termainkan dengan baik, melodi yang lembut dihantam dengan raungan distorsi kasar, bass yang tercabik, gesekan cello yang memotong nadi, serta suara vokal yang membius membuat semua terkagum. Sebuah lagu baru 'Satisfied' menjadi sebuah titik balik untuk mendengarkan sekaligus candu akan Affen. Akan tetapi sayang yang terulang dengan Muchausen Trillema, tiada barisan yang hadir di depan panggung. Teori Kekekalan Energi tidak lagi terjadi di moment ini. Adzan Magrib menghentikan sementara keriaan kali ini.
Affen
Affen
Serangan Post-Rock tidak hanya sampai pada Affen saja, Space and Missile saatnya memanaskan panggung. Desingan sampling sebagai latar jiwa yang mengisi relung, disambut dengan serangan melodi gitar yang saling bersautan serta dikawal dengan drum yang setia menemani kemanapun musik berlari. Sejenak mendengarkan mereka, teringat akan beberapa tahun silam ketika berjumpa dengan band berbahaya asal Yogyakarta, Oh Nina, di era sebagai trio. Mendengarkan Space and Missile seperti sebuah meditasi rock ditengah kebisingan. Nikmat dan patut untuk disimak. Kali ini Teori Kekekalan Energi sedikit tergerak dan riuh tepuk tangan memberikan respon atas energi yang Space and Missile hadirkan kepada jamaah Post-Rock.
Space and Missile
Sudah usai pesta Post-Rock dan kini saatnya Pop untuk menyelesaikan tugasnya. Tulus sebagai headline malam itu sudah siap untuk memberikan cinta kepada semua hadirin. Para hadirin langsung merapat dan memenuhi lapangan tengah untuk menantikan Tulus. Seperti diperkiraan awal, akan banyak para gadis-gadis yang menunggu hadirnya Tulus di hadapan mata mereka. Sebuah intro dimainkan dan pertanda Tulus akan hadir dalam sepersekian. 'Diorama' langsung mengalun dengan indah membius Unisba. Suara yang khas Tulus serta liriknya yang mendalam benar-benar membuat kaum hawa histeris menyambutnya. Bahkan sing along pun sudah langsung pada lagu pertama. Gesture yang diberikan Tulus selama penampilannya benar-benar memeberikan atraksi lebih untuk penonton. 'Teman Pesta', 'Jatuh Cinta', 'Tuan Nona', 'Kisah Sebentar', serta 'Teman Hidup' dibawakan dengan ciamik. Hampir semua lagu dibawakan dan 'Sewindu' menjadi penutup untuk acara Satisfaction kali ini. Benar-benar meriah, ramai, dan tulus menghantarkan Tulus malam ini. Namun untuk saya pribadi, penampilan kali ini kurang lengkap karena 'Merdu Untukmu' tak kunjung dibawakan. Sedikit perbincangan saya dengan Tulus, dia sedikit berbicara mengenai tournya selesai lebaran. Semoga terlaksana.
Tulus
Tulus
Tulus
Tulus
Acara yang menyenangkan dan mengasikan menghabisi akhir pekan. Betapa nikmatnya menyaksikan musisi hebat Kota Bandung, orang-orang yang menyenangkan, kampus yang asik, dan berkenalan dengan scene indie di Kota Bandung. Selamat untuk Fikom Unisba dan semoga tahun depan akan ada acara yang lebih berbahaya.
Setlist Tulus & Album Affen